Sunday 30 November 2014

QURBAN DAN AQIQAH



Qurban ialah binatang yang disembelih dengan tujuan ibadah kepada Allah pada hari raya dan tiga hari kemudian (tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah).
Hukum Qurban
Sebagian ulama berpendapat bahwa qurban itu wajib sedangkan sebagian lain berpendapat sunat. Alasan yang berpendapat wajib yaitu firman Allah SWT :
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ {1} فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ {2}
Alasan yang berpendapat sunat adalah sabda Rasulullah SAW :
أُمِرْتُ بِالنَّحْرِ وَهُوَ سُنَّةٌ لَكُمْ {رواه الترمذى}
Artinya :          Saya disuruh menyembelih kurban dan kurban itu sunat bagi kamu (HR. Bukhari)
Binatang yang sah untuk qurban ialah yang tidak bercacat. Misal pincang, sangat kurus, sakit, putus telinga, putus ekornya dan telah berumur sebagai berikut :
-          Domba yang telah berumur satu tahun lebih atau sudah berganti gigi
-          Kambing yang telah berumur dua tahun lebih
-          Unta yang telah berumur lima tahun lebih
-          Sapi, kerbau yang telah berumur dua tahun lebih
Seekor kambing hanya untuk qurban satu orang, diqiyaskan dengan denda meninggalkan wajib haji. Tetapi seekor unta, kerbau, dan sapi boleh buat qurban tujuh orang.
WAKTU MENYEMBELIH QURBAN
Waktu menyembelih qurban mulai dari matahari setinggi tombak pada hari raya haji sampai terbenam matahari tanggal 13 bulan haji.
SUNAT MENYEMBELIH
Ketika menyembelih qurban disunatkan sebagai berikut :
-          Membaca basmalah
-          Membaca shalawat atas Nabi SAW
-          Takbir
-          Berdoa supaya qurban diterima Allah
-          Binatang yang disembelih hendaklah dihadapkan ke kiblat
Yang menyembelih binatang qurban, para ulama sepakat bahwa orang yang paling baik menyembelih binatang qurban ialah orang yang berkorban itu sendiri dan dibolehkan mewakilkan penyembelihan itu kepada orang lain.
Hukum Daging Qurban
Para ulama sepakat bahwa daging qurban itu dapat :
-          Dimakan oleh orang yang berkorban serta keluarganya
-          Disedekahkan kepada orang fakir dan miskin.

PENGERTIAN AQIQAH
Aqiqah ialah menyembelih hewan pada hari ketujuh dari hari lahirnya anak, baik laki-laki atau perempuan.
Hukum aqiqah adalah sunat bagi orang yang wajib menanggung nafkah si anak. Untuk anak laki-laki disembelih dua ekor kambing, sedangkan untuk anak perempuan seekor kambing saja dan hendaklah disembelih pada hari yang ketujuh dari hari lahirnya anak. Tetapi kalau tidak bisa, boleh beberapa hari setelah hari itu, asal anak belum sampai baligh (dewasa). Binatang yang sah menjadi aqiqah sama dengan keadaan binatang yang sah untuk qurban, misalnya macamnya, umurnya, dan jangan cacat.
HAL-HAL YANG BAIK DILAKUKAN SEWAKTU ANAK BARU LAHIR
1.      Hendaklah disuapi dengan sesuatu yang manis karena Rasulullah SAW pernah menyuapi anak yang baru lahir dengan kurma.
2.      Hendaklah dibacakan adzan dekat telinga yang kanan dan dibacakan iqamah di dekat telinga yang kiri
3.      Memberi nama
4.      Mencukur rambut.
Share:

SYARAT RUKUN WAJIB HAJI DAN UMRAH

Haji menurut bahasa adalah menyengaja, menuju, memaksakan. Sedangkan menurut istilah haji adalah sengaja mengunjungi ka’bah (rumah suci) untuk melakukan beberapa amal ibadah dengan syarat tertentu.
Haji diwajibkan atas orang yang kuasa, satu kali seumur hidup. Firman Allah SWT:
وَلِلّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلاً
“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah” (QS. Ali Imron:97)
Haji mabrur ialah yang diterima, yang tidak tercampur oleh kemaksiatan dan dosa ketika melakukannya. Tanda haji mabrur adalah bertambah perbuatan baiknya setelah melakukan ibadah haji dan tidak mengulang perbuatan-perbuatan maksiat dan dosanya yang dulu.
Umrah menurut bahasa adalah berkunjung, berziarah. Hukum umrah yaitu wajib menurut Imam Ahmad dan asy-Syafi’i dan sunat muakkadah menurut Malikiyyah dan Hanafiyah.
Waktu melakukan haji, para ulama sepakat bulan-bulan haji adalah syawal, dzulqaidah, dan dzulhijjah.
RUKUN, WAJIB DAN SYARAT HAJI
Perbedaan antara rukun dan wajib adalah : rukun adalah ketentuan-ketentuan yang apabila ditinggalkan, meskipun satu saja, ibadah haji dan umrah tidak sah. Sedang wajib apabila dilanggar, haji dan umrah tetap sah tetapi harus membayar dam atau denda.
Syarat-syarat wajib haji
1.      Islam
Orang kafir tidak mempunyai kewajiban haji dan umrah, demikian pula orang murtad.
2.      Berakal
3.      Baligh, anak kecil tidak wajib haji dan umrah
4.      Orang merdeka, orang yang tidak berakal seperti orang gila, orang tolol tidak wajib haji.
5.      Mampu (isthitha’ah)
Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan dalam hal kendaraan, bekal, perongkosan dan keamanan di dalam perjalanan :
Pengertian mampu ada 2, yaitu:
a.       Mampu mengerjakan haji dengan sendirinya dengan syarat sebagai berikut:
1)      Mempunyai bekal yang cukup untuk pergi ke Makkah dan kembalinya
2)      Ada kendaraan yang pantas dengan keadaannya, baik kepunyaan sendiri atau dengan jalan menyewa
3)      Aman perjalanannya
4)      Syarat wajib haji bagi perempuan, hendaklah berjalan bersama dengan mahram.
b.      Kuasa mengerjakan haji yang bukan dikerjakan oleh orang yang bersangkutan, tetapi dengan jalan menggantinya dengan orang lain
Haji anak-anak dan hamba
Anak-anak yang belum baligh dan hamba, keduanya sah mengerjakan haji dan umrah. Amal keduanya menjadi amal sunnag. Apabila anak sudah sampai umur atau hamba sudah merdeka, keduanya wajib haji kembali, sebab syara sah haji wajib hendaklah dikerjakan oleh orang yang baligh, berakal dan merdeka.
Tingkatan haji
1.      Sah semata-mata syaratnya Islam
2.      Sah mengerjakannya sendiri, syaratnya Islam dan mumayiz
3.      Sah untuk haji yang dinadzarkan. Syaratnya : Islam, baligh, berakal
4.      Sah menjadi bayaran fardhu Islam. Syaratnya : Islam, baligh, berakal dan merdeka
5.      Wajib, syaratnya : Islam, baligh, berakal, merdeka, dan kuasa.
RUKUN HAJI DAN UMRAH
Rukun-rukun haji, yaitu:
1.      Ihram
2.      Wuquf di padang arafah
3.      Thawaf (ifadhah)
4.      Sa’i antara shafa dan marwah
5.      Mencukur rambut kepala atau memotongnya
6.      Tertib.
Rukun Umrah, yaitu :
1.      Ihram
2.      Thawaf
3.      Sa’i antara shafa dan marwah
4.      Mencukur rambut kepala atau memotongnya 3 helai rambut
5.      Tertib.
Wajib-wajib haji :
1.      Ihram dari miqat
2.      Melempar jumrah
3.      mabid di muzdalifah
4.      Mabid di Mina
5.      Thawaf wada’
Wajib-wajib umrah :
1.      Ihram dari miqat
2.      Menjauhkan diri dari segala muharramat atau larangan umrah yang banyaknya sama dengan larangan haji.
Syarat Thawaf :
1.      Menutup Aurat
2.      Suci dari hadats dan najis
3.      Ka’bah hendaklah disebelah kiri orang yang tawaf
4.      Permulaan thawaf hendaklah dari hajar aswad
5.      Thawaf hendaklah di dalam masjid.
Macam-macam thawaf :
1.      Thawaf Qudum (thawaf ketika baru sampai)
2.      Thawaf ifadhah (thawaf rukun haji)
3.      Thawaf Wada’ (thawaf ketika akan meninggalkan Makkah)
4.      Thawaf Tahalul (penghalalan barang yang haram karena ihram)
5.      Thawaf nazar (thawaf yang dinazarkan)
6.      Thawaf sunnat
HAL-HAL YANG TIDAK BOLEH DILAKUKAN DALAM HAJI
1.      Hubungan seksual dan apa saja yang mengantar kepada perbuatan hubungan seksual
2.      Melakukan perbuatan jelek dan maksiat yang menyebabkan orang keluar dari keta’atan kepada Allah
3.      Bertengkar dengan teman-teman
4.      Memakai pakaian yang berjahit bagi lelaki
5.      Memakai pakaian atau apa saja yang harum
6.      Memakai khuf, kaos kaki atau sepatu
7.      Melakukan akad nikah, baik untuk dirinya ataupun untuk orang lain
8.      Memotong kuku, kalau kuku pecah tidak disengaja, tidak kena fidyah
9.      Memotong atau mencabut rambut
10.  Membunuh binatang buruan
11.  Memakan daging binatang buruan.
Beberapa wajib haji, yaitu:
1.      Ihram dan miqat
Miqat ada 2, yaitu: miqat zamaniy dan miqat makany. Miqat zamany ialah waktu kapan haji sudah boleh dilaksanakan. Sedangkan miqat makany ialah menyangkut dari tempat mana haji mulai dilaksanakan. Miqat makaniy ialah:
-          Dzulhulaifah
-          Juhfah
-          Yalamlam
-          Qarnul manazil
-          Zatu ‘irqin
2.      Berhenti di muzdalifah sesudah tengah malam, di malam hari raya sesudah hadir di padang arafah
3.      Melontar jumrotul aqobah pada hari raya haji
4.      Melontar tiga jumrah
5.      Bermalam di mina
6.      Thawaf Wada’ (thawaf sewaktu akan meninggalkan Mekkah)
7.      menjauhkan diri dari segala larangan atau yang diharamkan.
Beberapa sunat haji
1.      Ifrad
2.      Membaca talbiyah
3.      Berdoa sesudah membaca talbiyah
4.      Shalat 2 rakaat sesudah thawaf
MACAM-MACAM HAJI
1.      Haji ifrad
Haji ifrad yaitu memakai pakaian ihram dari miqat dengan niat melakukan haji dan mengucapkan (لَبَّيْكَ بِحَجٍّ) dan tetap dalam keadaan ihram sampai seluruh ketentuan haji dilakukan, kemudian setelah itu melakukan umrah.
2.      Haji tamattu’
Haji tamattu ialah melakukan umrah dahulu di bulan-bulan haji dan setelah itu melakukan ibadah haji di tahun ketika melakukan umrah tersebut.
3.      Haji qiran
Haji qiran ialah menggabung, membersamakan dalam hal ini membersamakan berihram untuk melakukan haji dan umrah sekaligus dan bertalbiyah mengucapkan : لَبَّيْكَ بِحَجٍّ وَعُمْرَةٍ
JENIS-JENIS DENDA (DAM)
1.      Denda tamattu’ dan qiran artinya orang yang mengerjakan haji dan umrah dengan cara tamattu’ atau qiran, ia wajib membayar dendanya sebagai berikut:
-          Menyembelih seekor kambing yang sah untuk korban
-          Kalau tidak sanggup, wajib puasa sepuluh hari
2.      Denda karena mengerjakan salah satu dari larangan, denda tersebut boleh memilih 3 perkara : puasa tiga hari atau bersedekah tiga sak (9,3 liter) makanan kepada enam orang miskin.
3.      Dam karena bersetubuh yang membatalkan haji dan umrah apabila terjadi sebelum tahalul pertama. Dendanya sebagai berikut :
-          Wajib menyembelih unta atau memotong sapi, kalau tidak dapat memotong sapi, menyembelih 7 ekor kambing
-          Kalau tidak dapat kambing dihitung harga unta dan dibelikan makanan lalu makanan itu disedekahkan kepada fakir miskin di tanah haram
-          Kalau tidak dapat makanan, hendaklah berpuasa.
4.      Denda membunuh buruan (binatang liar)
-          Menyembelih binatang jinak yang sebanding dengan yang terbunuh
-          Bersedekah makanan kepada fakir miskin di tanah haram
-          Puasa sebanyak harga binatang, tiap-tiap seperempat sak makanan puasa 1 hari.
Syarat Sa’i
1.      Seluruh perjalanan sa’i dilakukan, tidak boleh ada yang tersisa dan hendaknya kakinya menempel pada bukit (baik shafa atau marwah)
2.      Memulai dari shafa dan berakhir di marwah
3.      Sa’i dilakukan sesudah thawaf yang sah dan baik
4.      Tujuh kali perjalanan (dari shafa ke marwah dihitung satu, dan dari marwah ke shafa dihitung satu).
Beberapa larangan ketika Ihram
Yang dilarang bagi laki-laki
1.      Dilarang memakai pakaian yang berjahit
2.      Dilarang menutup kepala kecuali karena suatu keperluan, tetapi ia wajib membayar denda.
Yang dilarang bagi perempuan
1.      Dilarang menutup muka dan dua telapak tangan kecuali apabila keadaan mendesak, tetapi wajib membayar fidyah.
Yang dilarang bagi laki-laki dan perempuan
1.      Dilarang memakai wangi-wangian
2.      Dilarang menghilangkan rambut atau bulu badan yang lain, begitu juga berminyak rambut
3.      Dilarang memotong kuku
4.      Dilarang mengakadkan nikah
5.      Dilarang bersetubuh dan pendahuluannya
6.      Dialrang berburu dan membunuh binatang darat yang liar dan halal dimakan.
Meninggalkan rukun haji
Barang siapa meninggalkan hadir di padang arafah pada waktu yang ditentukan hendaklah mengerjakan pekerjaan umrah agar keluar dari ihramnya, ia wajib membayar fidyah dan mengqodho pada tahun berikutnya. Orang yang meninggalkan salah satu rukun haji selain dari hadir di padang arafah, ia tidak halal dari ihramnya hingga dikerjakan rukun yang ketinggalan. Karena rukun yang lain mempunyai waktu yang luas, hendaklah lekas mengerjakannya agar halal dari ihramnya.
Barangsiapa meninggalkan salah satu dari wajib haji atau umrah, wajib membayar denda. Tetapi barangsiapa meninggalkan sunat haji atau umrah, tidak wajib melakukan apa-apa.
Share:

HIKMAH, SYARAT DAN RUKUN PUASA

Puasa menurut bahasa adalah menahan dari segala sesuatu. Sedangkan menurut istilah puasa adalah menahan diri dari segala yang membatalkan mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan niat dan beberapa syara. Firman Allah dalam QS. Al-Baqarah: 183-184
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ  أَيَّاماً مَّعْدُودَاتٍ
Artinya :    “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu”. (QS. Al-Baqarah : 183-184)

MACAM-MACAM PUASA
Macam-macam puasa ditinjau dari segi pelaksanaan hukum :
1.      Puasa wajib
Seperti puasa ramadhan, puasa kifarat, puasa nadhar, dan puasa qadla. Puasa bulan Ramadlan merupakan salah satu rukun Islam yang kelima hukumnya adalah fardlu ain bagi tiap-tiap mukalaf (baligh dan berakal).
Puasa kifarat adalah puasa yang dikerjakan karena melanggar suatu aturan yang telah ditentukan. Puasa nadhar adalah puasa yang wajib dilakukan bagi orang yang bernadhar sebanyak hari yang dinadzarkan.
Beberapa ketentuan-ketentuan puasa ramadahan diwajibkan bagi mukallaf.
-          Dengan melihat bulan bagi yang melihatnya sendiri
-          Dengan mencukupkan bulan sya’ban 30 hari maksudnya bukan tanggal sya’ban itu dilihat
-          Dengan adanya melihat (ru’yah) yang dipersaksikan oleh seorang yang adil di muka hakim
-          Dengan kabar mutawatir
-          Dengan ilmu hisab atau kabar dari ahli hisab (ilmu bintang).
2.      Puasa sunat atau tathowu’
Seperti puasa 6 hari bulan syawal, puasa senin kamis, puasa hari arofah (9 Dzulhijjah), puasa hari syura (10 Muharram), puasa bulan sya’ban, puasa tengah bulan (13, 14, 15 Qomariyah).
3.      Puasa makruh
Puasa makruh adalah puasa yang dilakukan terus menerus sepanjang masa kecuali pada bulan haram, disamping itu makruh puasa pada setiap hari sabtu saja atau tiap jum’at saja.
4.      Puasa haram
-          Hari raya idul fitri (1 syawal)
-          Hari raya idul adha (10 dzulhijjah)
-          Hari-hari tasyrik (11, 12, 13 dzulhijjah).
Nilai dan Hikmah Puasa
Puasa yang dijalankan sebagai ibadah dan pengabdian kepada Allah SWT mengandung nilai dan hikmah bagi jiwa manusia yang menjalankannya dengan baik. Nilai dan hikmah merupakan efek langsung yang diterima setiap hamba yang menjalankan ibadah puasa, nilai dan hikmah bukanlah tujuan dari pada puasa.
1.      Nilai rohani
Puasa mengandung nilai rohani yang bertugas untuk melatih disiplin rohani, melatih diri terhadap batasan-batasan yang telah ditentukan, yaitu untuk menahan diri tidak makan, minum, dan hubungan seksual dengan istri semenjak terbit fajar sampai terbenam matahari. Salah satu nilai puasa yaitu melatih disiplin rohani agar dapat mengekang dan mengontrol hawa nafsu, sebab bila hawa nafsu yang berkuasa dalam diri seseorang maka ia menjadi budak hawa nafsu.
Puasa juga melatih akan ditanamkan nilai moral atau akhlak yang baik kepada manusia, yaitu ajaran supaya manusia siap menghadapi penderitaan dan cobaan serta menjauhkan diri dari segala sesuatu yang terlarang dan memperbanyak kegiatan amal shaleh, kemanusiaan dan kasih sayang.
Nilai-nilai ajaran akhlak dalam puasa :
a.       Persamaan selaku hamba Allah yaitu sama-sama menahan rasa lapar, haus, dan menahan dari batasan lainnya
b.      Perikemanusiaan dan suka memberi, khususnya terhadap orang yang kurang mampu, dalam bidang ekonomi.
c.       Ketabahan menghadapi cobaan dan godaan
d.      Amanah (dapat dipercaya)
e.       Bersahabat tidak suka bertengkar
f.       Jujur dan disiplin.
2.      Nilai jasmani
Puasa selama sebulan dalam setahun merupakan suatu norma Allah untuk mengatasi dan mengurangi proses “aus” alami. Yaitu dengan mengistirahatkan tugas organ perut pada waktu tertentu.
Ilmu pengetahuan kedokteran telah membuktikan kebenaran nilai jasmani yang terkandung dalam puasa yaitu sebagai terapi, dengan mengistirahatkan organ perut untuk mendapatkan kesegaran jasmani, bagi mesin pengolah makanan yang telah bertugas berat selama setahun, banyak dokter yang menggunakan puasa sebagai terapi dan cara ini juga digunakan oleh dokter non Islam. Hikmah puasa bagi jasmani adalah untuk menambah atau memulihkan kesehatan dengan puasa akan terpeliharalah kehidupan rohani dan jasmani seorang muslim.
SYARAT DAN RUKUN PUASA
1.      Syarat wajib puasa yaitu
a.       Berakal, orang gila tidak wajib puasa
b.      Baligh (umur 15 tahun ke atas) atau ada tanda yang lain. Anak-anak tidak wajib puasa. Sabda Rasulullah Saw
رُفِعَ الْقَلَمُ عَ،ْ ثَلاَثٍ عَنِ النَّائِمِ حَتَّى يَسْتَيءقِظَ وَعَنِ الْمَجْنُوْنِ حَتَّى يَفِيْقَ وَعَنِ الصَّبِيِّ حَتَّى يَبْلُغَ {رواه ابوداود والنسائ}
c.       Kuat puasa. Orang yang tidak kuat untuk berpuasa baik karena tua atau sakit yang tidak dapat diharapkan sembuhnya, tidak diwajibkan atasnya puasa, tapi wajib bayar fidyah. Firman Allah SWT :
وَمَن كَانَ مَرِيضاً أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلاَ يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ {البقراة : 185}
2.      Syarat sah puasa, yaitu :
d.      Islam, orang yang bukan Islam tidak sah puasa
e.       Mumayiz (dapat membedakan yang baik dengan yang tidak baik)
f.       Suci dari darah haid (kotor) dan nifas (darah sehabis melahirkan) tetapi keduanya wajib mengqodho (membayar) puasa yang tertinggal
g.      Dalam waktu yang diperbolehkan puasa.
3.      Rukun puasa yaitu
h.      Niat. Sabda Rasulullah SAW
إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَإِنَّمَا ِلاِمْرِئٍ مَا نَوَى
i.        Menahan diri dari segala yang membatalkan puasa sejak terbit fajar sampai terbenam matahari.
YANG MEMBATALKAN PUASA
1.      Makan dan minum. Firman Allah SWT :
وَكُلُواْ وَاشْرَبُواْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ {البقراة :187}
2.      Muntah yang disengaja, sekalipun tidak ada yang kembali ke dalam.
3.      Bersetubuh. Firman Allah SWT :
أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَى نِسَآئِكُمْ{البقراة :187}
Laki-laki yang membatalkan puasanya dengan bersetubuh di waktu siang hari di bulan Ramadhan, sedangkan dia berkewajiban puasa, maka ia wajib membayar kifarat seperti memerdekakan hamba, kalau tidak sanggup puasa 2 bulan berturut-turut, kalau tidak kuat puasa, bersedekah dengan makanan yang mengenyangkan kepada 60 fakir miskin, tiap orang ¾ liter.
4.      Gila
5.      Keluar mani dengan sengaja karena bersentuhan dengan perempuan. Adapun keluar mani karena bermimpi, mengkhayal tidak membatalkan puasa.
Orang yang diperbolehkan berbuka puasa pada bulan ramadhan yaitu :
1.      Orang sakit apabila tidak kuasa berpuasa atau apabila berpuasa sakitnya akan bertambah parah atau akan melambatkan sembuhnya. Orang tersebut boleh berbuka, dan wajib mengqodho apabila sudah sembuh.
2.      Orang yang dalam perjalanan jauh (80, 640 km) boleh berbuka, tetapi wajib mengqodho puasa yang ditinggalkan.
3.      Orang tua yang sudah lemah, boleh berbuka dan wajib membayar fidyah tiap hari ¾ liter beras kepada fakir miskin.
4.      Orang hamil dan orang yang menyusui anak, keduanya boleh berbuka serta wajib mengqodho dan membayar fidyah.
SUNAT PUASA
1.      Menyegerakan berbuka apabila telah nyata dan yakin bahwa matahari sudah terbenam
2.      Berbuka dengan kurma, sesuatu yang manis atau dengan air
3.      Berdoa sewaktu berbuka puasa
4.      Makan sahur sesudah tengah malam dengan maksud supaya menambah kekuatan ketika puasa
5.      Mentakhirkan makan sahur sampai kira-kira 15 menit sebelum fajar
6.      Memberi makanan untuk berbuka kepada orang yang puasa
7.      Memperbanyak sedekah selama dalam bulan puasa
8.      Memperbanyak membaca al-Qur’an dan mempelajarinya.
Puasa sunat ada 6, yaitu :
1.      Puasa enam hari dalam bulan syawal
2.      Puasa hari arafah (9 dzulhijjah) kecuali orang yang sedang mengerjakan ibadah haji
3.      Puasa hari asyura (10 muharram)
4.      Puasa bulan sya’ban
5.      Puasa hari senin dan kamis
6.      Puasa tengah bulan (13, 14, 15) dari tiap bulan qamariah atau hijriyah
ADAB BERPUASA
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam berpuasa, yaitu :
1.      Berniat akan berpuasa secara ikhlas dalam rangka pengabdian kepada Allah SWT
2.      Makan sahur merupakan penambah kekuatan agar jasmani kuat dalam berpuasa esok harinya
3.      Menjauhkan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa atau segala sesuatu yang akan mengurangi nilai puasa, yaitu :
a.       Tinggalkanlah perkataan bohong
b.      Jangan berkata kotor, mencaci maki, mengumpat dan bertengkar
c.       Jangan keras-keras berkumur dan menghisap air di hidung
d.      Jangan mencium istri, bila kamu tiada kuat menahan nafsumu
4.      Usahakan shalat dhuhur dan ashar berjamaah dan membaca ayat-ayat suci al-Qur’an setelah selesai shalat tersebut
5.      segeralah berbuka bila waktu telah datang
6.      Berbuka dengan korma atau sesuatu yang manis atau dengan air lalu shalat, kemudian baru makan nasi
7.      Berdoa sewaktu berbuka
8.      Memberi makan untuk prang yang berpuasa (ta’jilan)
9.      Memperbanyak bersedekah dalam bulan puasa
10.  Shalat tarawih dan witir
11.  Beri’tikaf di masjid
HIKMAH PUASA
1.      Tanda terima kasih kepada Allah atas nikmat pemberiannya yang tidak terbatas banyaknya dan tidak ternilai harganya.
Firman Allah SWT:
وَإِن تَعُدُّواْ نِعْمَتَ اللهِ لاَ تُحْصُوهَا {ابراهيم : 34}
2.      Didikan kepercayaan
3.      Didikan perasaan belas kasihan terhadap fakir miskin karena seseorang yang telah merasa sakit dan pedihnya perut keroncongan.
4.      Guna menjaga kesehatan.
RU’YAH DAN HISAB
Ru’yah dan hisab adalah dua istilah untuk menetapkan waktu permulaan puasa di samping itu untuk menetapkan idul fitri, idul adha menetapkan awal bulan tiap bulan qomariyah serta untuk menetapkan waktu shalat. Hisab juga digunakan untuk menetapkan arah kiblat.
Ada dua jenis cara perhitungan, yaitu perhitungan qomariyah dan perhitungan syamsiyah. Perhitungan qomariyah didasarkan atas perjalanan bulan dengan jumlah waktu 29 atau 30 hari setiap bulannya, kecuali bulan Februari yang berkisar antara 28 dan 29 hari, bulan qomariyah setiap tahunnya lebih pendek dari bulan syamsiyah lebih kurang 12 hari. Karena itu adanya bulan ramadhan bila diukur dengan bulan syamsiyah selalu bergeser ke depan. Hal ini mengakibatkan bulan ramadhan akan dapat dialami oleh seluruh bulan syamsiyah.
Masuknya bulan ramadhan dan tanggal mulainya idul fitri ditentukan oleh Ru’yah dan hisab. Ru’yah ialah suatu cara untuk menetapkan awal bulan qomariyah (ramadhan) dengan jalan melihat panca indra mata, timbulnya atau munculnya bulan sabit dan bila udara mendung atau cuaca buruk sehingga bulan tidak dapat dilihat, maka menggunakan istikmal (menyempurnakan bulan sya’ban menjadi 30 hari). Hisab ialah suatu cara untuk menetapkan awal bulan qomariyah (ramadhan) dengan jalan menggunakan perhitungan ilmu astronomi.
LAILATUL QODAR
Ramadhan sebagai bulan ibadah, bulan taqarub dan bulan membersihkan diri dari segala noda dan dosa. Dalam bulan ramadhan masih ada keistimewaan lain yaitu adanya lailatul qodar. Malam qodar adalah suatu malam yang istimewa karena ganjaran pahala yang diterima pada malam tersebut mempunyai nilai lebih baik dari pada pahala amal ibadah seribu bulan.
Banyak hadits yang menerangkan lailatul qodar pada malam ganjil, pada sepuluh malam terakhir bulan ramadhan. Dalam sepuluh hari terakhir, kita dianjurkan untuk melakukan i’tikaf di masjid dalam rangka mendekatkan diri pada Allah SWT, lailatul qodar adalah pengalaman batiniah bukan pengalaman jasmaniah.

Share:

Featured post

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI

Faktor Keturunan ( hereditas ) Hereditas merupakan faktor pertama yang mempengaruhi perkembangan individu. Dalam hal ini hereditas diartik...

Popular Posts

Pageviews

Powered by Blogger.