Thursday 10 November 2016

CIRI-CIRI MUTTAQIN (ORANG YANG BERTAQWA)

Di dunia ini ada satu golongan umat manusia yang dicintai Allah SWT, golongan yang akan dimudahkan jalan kehidupannya di dunia dan akan diberi kebahagiaan di akhirat, bahkan golongan ini akan diberi jalan keluar dari berbagai macam kesulitan hidup dan diberi rezeki yang tidak disangka-sangka sebelumnya. Golongan ini tiada lain yaitu golongan manusia yang disiplin, taat dan patuh terhadap aturan Allah, golongan yang konsekuen dalam melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Golongan ini dalam Islam disebut muttaqin. Marilah kita perhatikan firman Allah SWT:
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. (QS. Ath-Thalaq: 2-3)
Berbagai macam kesulitan hidup memang akan dialami oleh seorang manusia, kesulitan hidup dalam bidang perusahaan, pekerjaan, rumah tangga, pergaulan, pendidikan, dan sebagainya. Bagi orang yang taqwa akan diberi jalan keluar untuk menyelesaikan kesulitan tersebut, minimal bisa mengurangi kesulitan itu. Oleh sebab itu, setiap Jum’at khatib berwasiat agar tetap bertaqwa, sebagaimana firman Allah SWT:
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.
Bagaimana yang disebut taqwa itu? Manusia yang memiliki sifat dan ciri yang bagaimana yang akan diselamatkan di dunia dan di akhiratnya?
Banyak sekali ciri-ciri taqwa dalam al-Qur’an, bahkan tidak kurang dari seratus macam kata yang menerangkan ciri dan sifat muttaqin itu. Diantaranya berdasarkan surat Ali Imran ayat 134-135 ada 4 syarat ciri muttaqin, yaitu:
(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.
1.      (Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit.
Apabila seorang hartawan menginfakkan hartanya ratusan ribu rupiah kedengarannya tidak aneh. Tetapi apabila ada seseorang yang hidupnya selamanya kekurangan, tetapi dia menyisihkan harta yang sedikit itu untuk infak, maka yang seperti ini baru bisa disebut kejutan. Pantaslah Allah memberi gelar muttaqin terhadap orang yang seperti ini.
2.      Ciri taqwa yang kedua yaitu dan orang-orang yang menahan amarahnya.
Setiap orang memang sering marah, sifat ini biasanya timbul apabila menemukan persoalan yang tidak sesuai dengan keinginan. Amarah ini merupakan pengaruh setan, sedangkan setan itu berasal dari api. Ada api yang cepat menyala dan cepat padam, ada juga api yang susah menyala dan susah padam, ada api yang cepat menyala tetapi susah padam, bahkan ada yang susah menyala tetapi cepat padam; demikian juga manusia ada yang mudah marah dan susah hilang, mudah marah mudah hilang, susah marah tetapi mudah hilang, bahkan ada yang susah marah dan susah hilang.
3.      Ciri taqwa yang ketiga adalah “mema’afkan (kesalahan) orang”.
Tidak akan disebut insan apabila tidak pernah nisyan, tidak akan disebut manusia apabila tidak pernah salah. Yang namanya manusia pasti berbuat salah. Oleh karena itu, setiap muslim harus pemaaf. Allah SWT pun sangat pemaaf terhadap manusia. Manusia yang taqwa yaitu yang mencontoh sifat Allah dalam hal memaafkan kesalahan orang lain.
Apa sebabnya kita harus saling memaafkan dan saling membebaskan dosa? Sebabnya tiada lain dosa yang tidak diminta maafnya di dunia akan menjadi beban di akhirat. Oleh karena itu, masalah saling memaafkan ini tidak bisa disepelekan oleh kita, terutama yang ingin mendapat sebutan muttaqin.
4.      Ciri taqwa yang keempat yaitu:
Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu.
Apabila kita akan mencari orang yang tidak pernah salah atau tidak pernah berdosa, rasanya tidak akan menemukan. Oleh karena itu orang yang taqwa bukan orang yang tidak pernah salah, tetapi orang yang apabila dalam satu waktu berbuat dosa dia cepat melakukan perkara tadi, yaitu: 1. Cepat berzikir dan mengingat Allah, 2. Setelah menyadari bahwa perbuatan itu salah, dia cepat istighfar mohon ampun kepada Allah atas perbuatan dosanya, 3. Segala dosa yang pernah dilakukan, dihentikan sama sekali, tidak pernah diulangi lagi.
Share:

0 comments:

Post a Comment

Featured post

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI

Faktor Keturunan ( hereditas ) Hereditas merupakan faktor pertama yang mempengaruhi perkembangan individu. Dalam hal ini hereditas diartik...

Popular Posts

Pageviews

Powered by Blogger.