Salah satu keutamaan hidup adalah apabila kita bisa
memelihara jiwa atau diri dengan segala anggotanya, sebab apabila salah satu
anggotanya rusak dan menyebabkan tidak sempurnanya diri manusia. Bahkan sudah
menjadi tabiat manusia, mereka menyukai kebaikan dirinya, sehingga untuk
mencapai keinginan tersebut telah tercapai, tentu sebutan baik akan
diperoleh.
Sebaliknya, manusia tidak menginginkan apabila dirinya
mendapat sebutan jelek, bahkan tidak mau disebut orang jahat meskipun
memang benar dia orang jahat. Ini merupakan satu bukti manusia mencintai
dirinya lebih dari mencintai yang lain.
Agama Islam tidak melarang umatnya mencintai dirinya
sendiri, bahkan menetapkan berbagai kewajiban yang harus diperbuat yang
berhubungan dengan hak pribadinya. Setelah manusia mengetahui hal itu, biasanya
mereka baru mencintai dirinya. Bahkan sebenarnya manusia tidak akan mencintai
dirinya apabila belum mengetahui bagaimana sebenarnya kedudukan harga dirinya
dalam kehidupan.
Selain itu, manusia pun harus mengetahui hak dan kewajiban
serta batas-batas dirinya sebagaimana mestinya, tidak boleh berlebihan atau
melewati batas, tetapi juga jangan kurang, sebab kemungkinan kena tagih.
1.
Kewajiban manusia terhadap
harta benda
Setiap pribadi berhak mendapatkan harta benda untuk bekal hidupnya di
dunia, seperti makanan, pakaian, perhiasan, tempat tinggal, alat-alat rumah
tangga, sawah, ladang, emas, perak, dan keperluan hidup lainnya. Terhadap semua
harta benda ini manusia dituntut agar mengusahakan haknya dengan
sungguh-sungguh melalui usaha dan bekerja disertai percaya dan yakin pada
kekuatan yang ada pada dirinya sebagaimana yang telah dikaruniakan Allah
kepadanya.
Agama Islam sudah menentukan beberapa jalan untuk mencari dan
menghasilkan kekayaan yang diperlukan manusia. Barang siapa yang mengusahakan
kekayaan atau harta benda dengan jalan halal, sebagaimana yang sudah diatur
Islam, maka akan mendapat pahala dari Allah dan pandangan baik dari sesama
manusia. Sebaliknya barang siapa yang mengusahakan haknya dengan jalan haram,
yang dilarang agama, maka akan mendapat siksa dari Allah dan pandangan jelek
dari sesama manusia.
2.
Kewajiban manusia terhadap
kesehatan
Ahli kesehatan mengatakan bahwa memelihara kesehatan lebih mudah dan
lebih murah daripada mengobati. Oleh karena itu, kita harus menjaga kesehatan
tubuh agar jangan terserang penyakit, sebab biaya pengobatannya lebih mahal
daripada menjaga. Apabila penyakitnya penyakit orang kaya, penyakit yang susah
mencari obatnya. Begitupun menentukan macam-macam penyakit agar tahu obatnya
tidak semua orang mengetahui, hal ini tentu saja memerlukan penelitian dokter.
Sebab, apabila mengobati penyakit dengan dikira-kira, menurut ilmu pengetahuan dan
penelitian, bahayanya akan lebih besar daripada manfaatnya. Mengetahui suatu
obat dan menentukan ukurannya bagi seseorang yang terserang penyakit bukan
pekerjaan gampang, bukan pekerjaan yang diketahui oleh setiap orang. Tetapi hal
itu, khususnya hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang memang menekuni
bidang itu, seperti dokter dan ahli kesehatan lainnya. Sedangkan memelihara
kesehatan mungkin semua manusia bisa melakukannya, asal manusia mengetahui
aturannya. Bahkan menurut pandangan Islam, memelihara kesehatan merupakan hal
yang harus terlebih dahulu dilakukan sebelum melaksanakan kewajiban, sebab
seseorang yang tidak sehat tentu tidak akan bisa sempurna dalam melaksanakan
kewajiban agamanya. Oleh karena itu, undang-undang tidak membenarkan seseorang
melaksanakan kewajiban yang diluar kekuatan dan kemampuan fisiknya, sebab hal
itu akan merusak kesehatan. Apabila tubuh sudah tidak sanggup atau kecapaian
oleh suatu pekerjaan, maka ia berhak istirahat agar tubuh tetap sehat, tenaga
bisa berkumpul kembali sebagaimana biasa.
Apabila tubuh kita memiliki hak dari kita, berarti kita memiliki
kewajiban yang harus dikerjakan untuk kepentingan tubuh kita sendiri agar tubuh
tetap sehat dan kuat, jauh dari macam-macam penyakit. Apabila sudah demikian,
insya Allah, amal shaleh kita akan bertambah, bermanfaat bagi umat, dan Allah
akan mencintai kita.
3.
Kewajiban manusia terhadap
kesopanan
Kewajiban manusia selanjutnya yaitu kewajiban untuk tetap memelihara
kesopanan hidup, terutama adab dan akhlak yang mulia, dan mengisi akalnya
dengan macam-macam ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi dirinya dan orang
lain. untuk memenuhi hal ini ada tiga hal yang perlu mendapat perhatian dari
kita, yaitu:
a. Harus mengetahui
batas-batas hak diri pribadi
Mengetahui hak-hak pribadi dan
batas-batasnya, seperti batas-batas pengetahuan manusia, batas kekuatan anggota
badan, batas tingkat derajat dan keunggulan dari yang lain. Gunanya mengetahui
batas-batas ini agar kita selaku manusia tidak menjerumuskan diri sendiri ke
jurang kehinaan dan kebinasaan. Manusia harus berusaha agar tidak melakukan
hal-hal yang di luar kemampuan akalnya, ilmu, dan harta benda.
Orang yang mengetahui batas-batas dirinya,
bisa terlihat dalam tutur kata, amal perbuatan, sopan santun, atau budi
pekertinya. Dia akan berbicara berdasarkan kemampuan pengetahuannya, tidak
pernah bicara sok tahu atau sejenisnya. Dengan cara itu, dia tentu akan
mendapat penghargaan dari orang lain. Dia sudah bisa memperlihatkan kelebihan
dirinya berdasarkan batas-batas tertentu yang dimilikinya; tidak pernah sombong
karena keturunannya. Demikian juga dalam bekerja berdasarkan kemampuan dan
kekuatan yang dimilikinya, tidak pernah memaksakan diri melakukan hal-hal yang
diluar kemampuannya.
Sebaliknya orang bodoh tidak mengetahui
batas-batas kemampuan dirinya, bisa terlihat dari tutur kata dan tingkah
lakunya. Apabila berbicara, yang dikatakan hal-hal yang tidak diketahui dengan
sebenarnya.
b. Mencintai dirinya
Mencintai diri sendiri berarti berusaha
agar bisa memperoleh kebaikan dan menghindari kejelekan yang akan mencelakakan
diri sendiri. Tidak akan ada yang disayangi, dikasihi, dicintai, dan dihormati
kecuali diri sendiri. Apabila tidak ada rasa hormat, sayang, dan cinta terhadap
diri sendiri, tentu tidak akan ada manusia yang memperoleh keuntungan dan tidak
akan bertemu dengan kebahagiaan, sebab mungkin takkan ada yang mau bekerja dan
berusaha mencari rezeki, kedudukan dan keutamaan.
c. Menghormati diri sendiri
Menghormati diri sendiri yaitu melakukan
pekerjaan yang menyebabkan orang lain menghormati kita, seperti sopan santu,
tingkah laku yang sesuai dengan aturan pergaulan, adat kebiasaan, terutama yang
sesuai dengan aturan agama. Hormat kepada orang tua, menyayangi sesama, jujur
terhadap sahabat dan kerabat, rela ditegur apabila berbuat salah, suka memberi
nasehat, lisan tidak pernah mencela, tidak pernah menghina sesama manusia meski
bagaimanapun keadaannya.
Orang seperti ini akan mendapat penghormatan
dari orang lain yang berarti dia sudah bisa menghormati dirinya sendiri, sebab
penghormatan orang lain itu bergantung kepada penghormatan kita kepada orang
lain. Sebaliknya apabila kita tidak memperlihatkan akhlak yang mulia, tidak
melakukan kebaikan, tidak menghargai orang lain, maka orang lain pun takkan mau
menghormati dan menghargai kita.
0 comments:
Post a Comment