Kita mengetahui bahwa agama Islam
merupakan aturan Allah yang diberikan kepada manusia, sehingga dengan aturan
tersebut manusia mengetahui perbedaan antara halal dan haram, manfaat dan
mudharat, baik dan jelek dalam arti yang sebenarnya.
Barangsiapa yang berbuat baik
sebagaimana yang diajarkan Islam, dia akan mendapat pahala, di dunia dan di
akhirat; dan barangsiapa yang berbuat jahat sebagaimana yang dilarang Islam,
dia akan mendapat kehinaan, baik di dunia maupun di akhirat.
Apabila di dunia tidak ada agama,
tentu manusia tidak mengetahui kebaikan dan kejelekan, tidak akan mengetahui
halal dan haram, tidak dapat membedakan manfaat dan mudharat, bahkan tidak
takut terhadap Allah. Manusia akan berbuat sekehendak hatinya, bahkan mungkin
akan lebih banyak permusuhan daripada persahabatan, hubungan silaturahmi putus,
jalan kehidupan rusak, sehingga hidup manusia akan menyerupai kehidupan hewan.
Oleh karena itu, agama adalah
pemimpin manusia, memberi petunjuk cara mengatur kehidupan, mengatur hak dan
kewajiban sesamanya agar manusia selamat di dunia dan bahagia di akhirat.
Islam mendidik dan memberitahu
manusia bahwa mereka merupakan makhluk Allah yang paling utama dibandingkan
makhluk lain, sehingga apabila mereka mengetahui dan menyadari keadaan dirinya
yang dimuliakan Allah, tentu mereka tidak akan mau menghinakan dirinya dengan
perbuatan yang menyerupai perbuatan hewan. Selain itu, Islam mendidik agar
manusia memiliki kesopanan, jujur, malu berbuat dosa, memelihara amanat,
berlaku adil, dan perbuatan lainnya agar manusia tetap mulia. Sebaliknya Islam
juga mengajarkan bahwa berlaku curang, dusta, dan zalim merupakan sifat yang
harus dijauhi, sebab bisa merusak pergaulan dan bisa memutuskan hubungan.
Dengan demikian jelaslah, agama
itu mendidik manusia agar memiliki budi pekerti yang luhur dan mulia, akhlak
yang utama, dan menjauhkan manusia dari sifat hina dan aniaya, sifat yang akan
membahayakan, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat yang akhirnya akan mengganggu
ketertiban dan ketentraman umum.
Aturan agama Islam yang tercantum
dalam al-Qur’an yang diturunkan Allah, adalah untuk membongkar dan mengubah
adat dan perbuatan jelek yang akan merusak jasmani dan rohani, untuk
menghancurkan kebiasaan berbuat jahat yang merendahkan derajat manusia yang
telah dimuliakan Allah SWT. Dalam al-Qur’an banyak terdapat ayat yang menyuruh
melakukan suatu perkara dengan dijelaskan manfaatnya, dan terdapat ayat-ayat
yang melarang melakukan suatu perkara dengan penjelasan mudharatnya dari
perkara itu apabila dikerjakan, seperti larangan berjudi, minum khamr dan
sebagainya.
Demikian juga Islam memerintahkan
shalat, zakat, atau puasa disertai dengan keterangan hikmah dan manfaatnya.
Ajaran Islam begitu sempurna
tentu membutuhkan pemeliharaan dari umatnya, membutuhkan penjagaan agar
ajarannya tetap diamalkan oleh umat manusia, baik yang hidup saat ini maupun
keturunannya. Allah SWT berpesan kepada manusia agar agama ini tetap dipelihara
sebaik-baiknya bahkan jangan mati kecuali dalam keadaan Islam. Allah berwasiat
kepada nabi-nabi lainnya agar memelihara agama sebagaimana tercantum dalam
al-Qur’an, yaitu:
Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya). (QS. Asy-Syura: 13)
Karena
memelihara agama itu penting, Allah SWT alam memberi balasan berupa siksaan
terhadap orang yang murtad (orang yang keluar dari agama Islam) balasan dunia
dan balasan akhirat, sehingga semua amal kebaikan yang pernah dikerjakannya
hilang sama sekali, sedangkan di akhirat akan mendapat siksa yang sangat pedih
dan kekal. Allah SWT berfirman:
Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu Dia mati dalam kekafiran, Maka mereka Itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka Itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.
Kadang-kadang
seorang manusia murtad beberapa kali, pada mulanya pemeluk Islam, kemudian
kufur, sudah kufur kembali masuk Islam, selanjutnya kembali kufur. Imannya maju
mundur, sebab selamanya dia ragu terhadap kebenaran Islam.
0 comments:
Post a Comment