Di dunia ini ada satu golongan
umat manusia yang dicintai Allah SWT, golongan yang akan dimudahkan jalan
kehidupannya di dunia dan akan diberi kebahagiaan di akhirat, bahkan golongan
ini akan diberi jalan keluar dari berbagai macam kesulitan hidup dan diberi
rezeki yang tidak disangka-sangka sebelumnya. Golongan ini tiada lain yaitu
golongan manusia yang disiplin, taat dan patuh terhadap aturan Allah, golongan
yang konsekuen dalam melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Golongan
ini dalam Islam disebut muttaqin. Marilah kita perhatikan firman Allah
SWT:
Barangsiapa bertakwa kepada
Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki
dari arah yang tiada disangka-sangkanya. (QS. Ath-Thalaq: 2-3)
Berbagai macam
kesulitan hidup memang akan dialami oleh seorang manusia, kesulitan hidup dalam
bidang perusahaan, pekerjaan, rumah tangga, pergaulan, pendidikan, dan
sebagainya. Bagi orang yang taqwa akan diberi jalan keluar untuk menyelesaikan
kesulitan tersebut, minimal bisa mengurangi kesulitan itu. Oleh sebab itu,
setiap Jum’at khatib berwasiat agar tetap bertaqwa, sebagaimana firman Allah
SWT:
Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah
sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.
Bagaimana yang disebut taqwa itu?
Manusia yang memiliki sifat dan ciri yang bagaimana yang akan diselamatkan di
dunia dan di akhiratnya?
Banyak sekali ciri-ciri
taqwa dalam al-Qur’an, bahkan tidak kurang dari seratus macam kata yang
menerangkan ciri dan sifat muttaqin itu. Diantaranya berdasarkan surat
Ali Imran ayat 134-135 ada 4 syarat ciri muttaqin, yaitu:
(Yaitu) orang-orang
yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan
orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah
menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang
apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat
akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang
dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan
perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.
1.
(Yaitu) orang-orang yang
menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit.
Apabila
seorang hartawan menginfakkan hartanya ratusan ribu rupiah kedengarannya tidak
aneh. Tetapi apabila ada seseorang yang hidupnya selamanya kekurangan, tetapi
dia menyisihkan harta yang sedikit itu untuk infak, maka yang seperti ini baru
bisa disebut kejutan. Pantaslah Allah memberi gelar muttaqin terhadap
orang yang seperti ini.
2.
Ciri taqwa yang kedua yaitu
dan orang-orang yang menahan amarahnya.
Setiap
orang memang sering marah, sifat ini biasanya timbul apabila menemukan
persoalan yang tidak sesuai dengan keinginan. Amarah ini merupakan pengaruh
setan, sedangkan setan itu berasal dari api. Ada api yang cepat menyala dan
cepat padam, ada juga api yang susah menyala dan susah padam, ada api yang
cepat menyala tetapi susah padam, bahkan ada yang susah menyala tetapi cepat
padam; demikian juga manusia ada yang mudah marah dan susah hilang, mudah marah
mudah hilang, susah marah tetapi mudah hilang, bahkan ada yang susah marah dan
susah hilang.
3.
Ciri taqwa yang ketiga
adalah “mema’afkan (kesalahan) orang”.
Tidak
akan disebut insan apabila tidak pernah nisyan, tidak akan disebut
manusia apabila tidak pernah salah. Yang namanya manusia pasti berbuat salah. Oleh
karena itu, setiap muslim harus pemaaf. Allah SWT pun sangat pemaaf terhadap
manusia. Manusia yang taqwa yaitu yang mencontoh sifat Allah dalam hal
memaafkan kesalahan orang lain.
Apa
sebabnya kita harus saling memaafkan dan saling membebaskan dosa? Sebabnya
tiada lain dosa yang tidak diminta maafnya di dunia akan menjadi beban di
akhirat. Oleh karena itu, masalah saling memaafkan ini tidak bisa disepelekan
oleh kita, terutama yang ingin mendapat sebutan muttaqin.
4.
Ciri taqwa yang keempat
yaitu:
Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan
perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu
memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni
dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu.
Apabila kita akan mencari orang
yang tidak pernah salah atau tidak pernah berdosa, rasanya tidak akan
menemukan. Oleh karena itu orang yang taqwa bukan orang yang tidak pernah
salah, tetapi orang yang apabila dalam satu waktu berbuat dosa dia cepat
melakukan perkara tadi, yaitu: 1. Cepat berzikir dan mengingat Allah, 2.
Setelah menyadari bahwa perbuatan itu salah, dia cepat istighfar mohon ampun
kepada Allah atas perbuatan dosanya, 3. Segala dosa yang pernah dilakukan,
dihentikan sama sekali, tidak pernah diulangi lagi.
0 comments:
Post a Comment