Wednesday, 11 November 2015

PROSES PERKEMBANGAN PRANATAL

Semua kejadian yang ada di dunia ini, bukanlah sesuatu yang ada dengan sendirinya, melainkan keberadaannya melalui beberapa rangkaian yang selanjutnya menjadi suatu kejadian. Begitu juga dengan keberadaan manusia. Allah tidak menjadikan manusia dalam bentuk yang langsung sempurna, seperti apa yang bisa kita lihat. Tetapi manusia diciptakan melalui sebuah “proses” atau tahapan-tahapan tertentu. Proses tersebut akan selalu berubah ke arah yang lebih maju, atau dengan kata lain ke arah yang lebih sempurna yang disebut sebagai perkembangan.[1]
Perkembangan setiap individu dimulai pada saat pembuahan yang terjadi apabila sperma laki-laki menembus dinding ovum atau sel telur wanita.[2] Jika sebuah sperma telah menyentuh sel telur, maka sperma itu langsung meresap pada selaput sel telur dan memasuki cairan sel telur tersebut. Pada saat itu terjadi keajaiban alam, karena setelah satu dari 250.000.000 sel sperma yang mencoba menembus sel telur yang hanya satu telah berhasil, maka sel telur tersebut tidak dapat lagi ditembus oleh sperma yang lainnya.[3]
Jadi dari jutaan sel sperma yang dipancarkan pada saat melakukan hubungan seks, hanya ada satu yang dapat menembus dinding ovum, itu berarti bahwa seorang anak yang lahir  adalah seorang pemenang, karena sel yang menembus dinding ovum tersebut setelah mengalami proses yang panjang, akan membentuk janin yang nantinya akan menjadi mahluk hidup (bayi).
Sebelum pembuahan terjadi ada sejumlah persiapan yang dilakukan oleh sel benih laki-laki dan wanita yang melibatkan baik kromosom maupun sitoplasma.[4] Adapun tujuan dari persiapan tersebut adalah sebagai berikut:
1.   Mengurangi jumlah kromosom menjadi setengah jumlah normal sel somatik, yaitu dari 46 menjadi 23, hal ini terjadi melalui miosis atau pembelahan pematangan yang sangat diperlukan. Karena jika tidak demikian maka penyatuan dari sel benih pria dan wanita akan menghasilkan suatu individu dengan sejumlah kromosom sebanyak dua kali lipat dari sel induknya.[5]
2.   Mengubah bentuk sel-sel benih sebagai persiapan untuk pembuahan. Sel benih pria, mula-mula besar dan bulat, praktis kehilangan semua sitoplasma dan membentuk kepala, leher dan ekor. Sel benih wanita sebaliknya berangsur-angsur menjadi besar sebagai akibat suatu tambahan dari jumlah sitoplasma.[6]
Jadi bisa dikatakan bahwa persiapan yang dilakukan oleh masing-masing sel benih, bertujuan agar pembuahan bisa berlangsung dengan sempurna dan bisa menghasilkan individu baru yang mempunyai sel somatik normal yaitu 23 pasang atau jumlah kromosom yang diploid (diploos: rangkap dua). Salah satu kromosom berasal dari ibunya dan yang lain berasal dari ayahnya.
Setelah terjadi pembuahan, kepala sperma berusaha masuk ke dalam ovum melalui permukaan luarnya. Jika ada sebuah sperma berhasil masuk, membran ovum berubah sehingga tidak bisa dimasuki sperma yang lain.[7] Kemudian terbentuklah sel baru yang disebut zigot. 23 kromosom dari nukleus sperma ayah dan 23 kromosom dari ovum ibu bergabung membentuk satu sel bernukleus tunggal yang mengandung 46 kromosom.
Beberapa jam setelah pembuahan, zigot mengalami pembelahan atau mitosis menjadi dua sel baru yang serupa kemudian masing-masing sel membelah menjadi dua lagi dan seterusnya. Setiap sel mengandung tiruan kromosom yang persis sama dengan sel-sel sebelumnya. Sekumpulan sel membutuhkan waktu kira-kira empat hari untuk turun ke dalam rahim melalui oviduct.[8]
Jika segala sesuatu berjalan lancar, maka telur yang telah dibuahi akan tiba di rongga rahim dalam waktu kurang lebih tiga puluh enam jam, dan di tempat tersebut selaput lendir (endometrium) sudah bertambah tebal yang merupakan hasil kerja dari hormon ovarium, sehingga saluran lendir yang telah menebal itu telah siap untuk ditempati.[9]
Pada hari-hari pertama perkembangannya, sel telur ini tergantung pada sari makanan yang diserap dari selaput lendir. Setelah beberapa minggu sebuah organ terbentuk dengan tujuan untuk menyerap sari makanan dan mengekskresikan produk-produk yang tak berguna ke aliran darah sang ibu. Inilah yang disebut plasenta atau ari-ari, yang melekat pada permukaan dinding uterus dan berhubungan dengan janin melalui tali pusat.[10] Tali ini menghubungkan janin dengan plasentanya. Organ-organ ini sama sekali tidak menghubungkan   dengan aliran darah sang ibu, jadi darah sang ibu dan sang janin tidak pernah bercampur menjadi satu. Zat-zat tersebut hanya berkisar bolak balik pada plasentanya yang terletak antara aliran darah sang ibu dan janinnya melalui proses difusi yang sederhana.
Di sekitar plasenta terdapat selaput yang menyebar dan melekat pada permukaan dinding uterus yang sebelah dalam yang disebut selaput janin.[11] Selaput ini menyerupai sebuah kantong tipis yang hampir-hampir transparan seperti balon, dan berisi cairan amniotik, yaitu cairan yang menyelubungi janin. Cairan ini sejernih air dan pada bulan-bulan terakhir masa kehamilan volumenya mencapai lebih dari setengah liter. Cairan ini juga menciptakan medium agar janin dapat tumbuh dan berkembang sebagaimana mestinya, juga untuk melindungi sang janin dari benturan-benturan yang mungkin saja terjadi.
Perkembangan janin merupakan suatu proses yang rumit.  Misalnya pada saat terbentuknya sistem-sistem utama secara keseluruhan yaitu yang berhubungan dengan jantung, pernafasan, pencernaan dan saluran kemih. Setelah bentuk-bentuk dasar anatomi terbentuk, sang janin masih memerlukan waktu enam bulan lagi sebelum tiba saatnya untuk dilahirkan.  Sepanjang waktu itu sang janin berbaring melekuk menyerupai sebuah bola yang kompak, dikelilingi oleh kegelapan, kehangatan dan air yang melingkupinya.
Makin lama janin terinkubasi dalam uterus, makin besar janin itu dan makin kuat daya tahannya.  Pada akhir bulan kelima, berat sang janin kurang lebih setengah kilogram, pada akhir bulan keenam, kira-kira     1,25 Kg, pada bulan ketujuh 2 kg, kedelapan 2,75 kg dan pada bulan kesembilan bisa mencapai 3,5 kg.
Elizabeth B.  Hurlock, membagi fase perkembangan manusia menjadi tiga periode/fase, yaitu periode zygote, periode embrio dan periode fetus.[12]
1.   Periode Zygote
Berlangsung dari pembuahan sampai implantasi pada dinding rahim sekitar 10 hari sesudah pembuahan. Jika sperma memasuki ovum maka sebuah proses dimulai yang menghasilkan peleburan inti sperma dengan inti ovum yang telah dibuahi yang disebut zygote yang mengandung 23 pasang kromosom.[13] Kemudian ovum yang telah dibuahi mulai membagi diri (melakukan pembelahan), dari saluran telur tempat ia dibuahi menuju ke uterus dan akan ditanam (menempel) di dinding uterus (implantasi).[14]
2.   Periode Embrio
Periode ini ditandai dengan perkembangan yang cepat sekali dari susunan syaraf. Dalam periode ini kepala lebih besar dibanding dengan bagian badan yang lain. Ini menunjukkan 8 minggu yang pertama merupakan suatu periode yang sensitif untuk integritas susunan syaraf. Gangguan mekanis dan kimiawi pada saat ini dapat menyebabkan kerusakan permanen dari susunan syaraf dibanding jika susunan tersebut terjadi pada waktu selanjutnya.[15]
3.   Periode Janin/Fetus
Periode ini berlangsung dari akhir bulan kedua sampai lahir. Pertumbuhan mengikuti hukum arah perkembangan yaitu dari bentuk yang belum sempurna ke bentuk yang lebih sempurna. Kegiatan janin sudah dimulai antara bulan kedua dan ketiga, misalnya menyepak, menggeliat dan memutar-mutar.[16] Organ intern hampir mendekati posisi orang dewasa. Ciri ekstern dan intern terus berkembang dari bulan ke bulan, sampai bentuk janin benar-benar sempurna dan selanjutnya, tinggal menunggu kelahiran janin.
Untuk lebih jelasnya, Paul Henry Mussen, dkk, dalam buku Perkembangan dan Kepribadian Anak, terjemahan Dr. Med MethasariTjandrasa, menguraikan tahap-tahap perkembangan pranatal sebagai berikut:
Tahap-tahap dalam perkembangan pranatal
Minggu ke- 1
Ovum yang telah dibuahi akan turun melalui tuba fallopi menuju ke uterus.
Minggu ke- 2
Embrio melekatkan dirinya pada dinding uterus dan berkembang dengan cepat.
Minggu ke-3
Embrio mulai berbentuk, bagian kepala dan ekor dapat dibedakan dan jantung sederhana mulai berdenyut.
Minggu ke-4
Permulaan pembentukan daerah mulut, saluran pencernaan dan hati. Jantung mulai berkembang dengan pesat serta daerah kepala dan otak mulai dapat dibedakan.
Minggu ke-6
Tangan dan kaki mulai terbentuk, namun lengan masih terlalu pendek dan tumpul untuk saling bertemu, hati mulai membentuk sel darah merah.
Minggu ke-8
Panjang embrio sekitar 1 inci. Wajah, mulut, mata dan telinga mulai mempunyai bentuk yang jelas. Pertumbuhan otot dan tulang dimulai.
Minggu ke-12
Panjang janin sekitar 3 inci. Ia mulai membentuk seorang manusia, walaupun perbandingan kepala terlalu besar. Wajah mempunyai profil seperti bayi. Kelopak mata dan kuku mulai terbentuk, dan jenis kelamin dapat dibedakan dengan mudah. Susunan saraf masih sangat sederhana.
Minggu ke-16
Panjang janin sekitar 4,5 inci. Gerakan yang dilakukan janin sudah mulai dirasakan oleh ibu. Kepala dan organ-organ dalam tubuh berkembang dengan pesat. Perbandingan bagian-bagian tubuh mulai menyerupai bayi.
5 Bulan
Kehamilan hampir sempurna. Panjang janin sekitar 6 inci dan mampu mendengar serta bergerak lebih bebas. Tangan dan kaki sudah lengkap.
6 Bulan
Panjang janin sekitar 10 inci. Mata sudah terbentuk dengan lengkap dan bintik-bintik pengecap timbul pada lidah. Janin mampu bernafas dan menangis lemah, seandainya kelahiran berlangsung prematur.
7 Bulan
Usia kehamilan yang penting. Janin mencapai tahap “mampu hidup“, (bila lahir prematur). Secara fisiologis janin mampu membedakan macam-macam rasa dan bau. Rasa sakit relatif belum ada. Kemampuan bernafas dangkal dan tak teratur. Kemampuan menghisap dan menelan masih lemah.
7 Bulan sampai masa kelahiran
Janin lebih siap untuk hidup secara mandiri di luar rahim. Tegangan otot bertambah, gerakan menjadi lebih sering dan pernafasan menjadi jelas, kunyahan, hisapan, dan tangisan lapar menjadi lebih kuat.[17] Setelah minggu ke 38 (9 bulan). Bayi siap lahir biasanya ia berputar sehingga posisi kepalanya turun kearah pelvis. Pada awal proses kelahiran atau partus (labour) si ibu biasanya mengalami kontraksi otot yang kuat dan lentur. Ujung bawah uterus (cervix), perlahan-lahan membuka, makin lama makin lebar. Setelah 12 jam (lamanya bisa berubah-ubah), diameter cervix kira-kira mencapai 10 cm. Tahap kedua berlangsung kira-kira satu jam kontraksi yang semakin kuat mendorong bayi turun melalui cervix, lalu ke vagina dan akhirnya keluar dari tubuh itu yang dimulai dengan pecahnya membran di sekitar bayi, kemudian keluar Cairan atau amnion atau air tuban, terjadilah proses kelahiran yang mengakhiri masa kehamilan.[18]


[1]SumadiSuryabrata, Psikologi Pendidikan, PT. Remaja Grafindo Persada, Jakarta 1995, hlm. 178
[2] Dr. Med. MeitasariTjandra, Perkembangan dan Kepribadian Anak, Erlangga, Jakarta 1988, hlm. 45.
[3] Dr. Robert E. Hall, Petunjuk Medis bagi Wanita Hamil, Judul Asli:Nine Months A Medical Guide for Prenant Women, Delapratasa, Jakarta, 1995, hlm. 32
[4]T.W.Sadler, Ph.D., LangmanEmbriologi Kedokteran (Lagman’s Medical Embriology), EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta, 1988, hlm. 3
[5]Ibid.
[6]Ibid.
[7] dr.Petrus Lukmanto, Keajaiban Kehidupan, alih bahasa oleh Joshua Simbodo, judul asli, La Maravilla de La Vida, PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta, 1996, hlm.16
[8]Ibid.
[9] Dr. Robert E. Hall, Petunjuk Medis bagi Wanita Hamil,hlm. 33
[10]Ibid. hlm. 34
[11]Ibid. hlm. 35
[12] Elisabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, Erlangga, Jakarta, 1978, hlm. 66
[13] Prof. Dr. Siti Rahayu Haditono, Op. Cit., hlm. 43
[14] Dr. Med MethasariTjandra, Perkembangan dan Kepribadian Anak, hlm. 46
[15]Ibid., hlm. 49
[16] Elizabeth Hurlock, Perkembangan Anak, hlm. 66
[17]dr. Med MeitasariTjandrasa, Perkembangan dan Kepribadian Anak, hlm. 50
[18]dr. Petrus Lukmanto, Keajaiban Kehidupan, hlm. 26
Share:

0 comments:

Post a Comment

Featured post

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI

Faktor Keturunan ( hereditas ) Hereditas merupakan faktor pertama yang mempengaruhi perkembangan individu. Dalam hal ini hereditas diartik...

Popular Posts

Pageviews

Powered by Blogger.