Ada perbagai klasifikasi yang dibuat para ahli tentang
agama[1] Ahmad Abdullah al-Masdoosi
di dalam bukunya Living Religions of the world menulis:
"Religion can also be classified on the
following grounds:
(1)
Revealed and non-revealed;
(2)
Missionary and non-missionary;
(3)
Geographical-racial and universal.[2]
1. Revealed and non Revealed Religions
Adapun yang dimaksud dengan "revealed religions"
(agama wahyu) ialah agama yang menghendaki iman kepada Tuhan, kepada para
Rasul-rasul-Nya dan kepada Kitab-kitab-Nya serta pesannya untuk disebarkan
kepada segenap umat manusia. Sedangkan sebaliknya "non revealed
religions" agama yang tidak memandang esensial penyerahan manusia
kepada tata-aturan Ilahi. Yang dimaksud revealed religion, menurut Al-Masdoosi,
ialah Yudaisme, Kristen dan Islam. Selebihnya termasuk pada non-revealed
religions. Agama-agama wahyu bersangkutan dengan rasa Semitik. Sedangkan agama-agama
bukan wahyu tidak ada sangkutan apa-apa dengan ras Semitik.
Di bawah ini dikemukakan perbedaan antara
agama-agama wahyu dengan agama-agama bukan wahyu, menurut al-Masdoosi:
Pertama, agama wahyu berpokok pada konsep keesaan
Tuhan sedangkan agama bukan wahyu tidak harus demikian;
Kedua, agama wahyu beriman kepada Nabi, sedangkan
agama bukan wahyu tidak;
Ketiga, bagi agama wahyu maka sumber utama
tuntunan dan ukuran bagi baik dan buruk adalah kitab suci yang diwahyukan,
sedangkan bagi agama bukan-wahyu kitab suci yang diwahyukan tidak esensial;[3]
Keempat, semua agama wahyu lahir di Timur
Tengah, sedangkan agama bukan-wahyu, kecuali paganisme, lahir di luar area
termaksud;
Kelima, agama wahyu timbul di
daerah-daerah yang historis di bawah pengaruh ras Semitik, walaupun kemudian agama
termaksud berhasil menyebar ke luar area pengaruh Semitik. Sebaliknya, agama bukan wahyu lahir di luar
area Semitik termaksud;
Keenam, sesuai dengan ajaran dan, atau
historisnya maka agama wahyu adalah agama missionary. Agama bukan wahyu
bukanlah agama missionary;
Ketujuh, ajaran agama wahyu tegas dan
jelas. Agama bukan wahyu adalah kabur dan sangat elastik; Kedelapan, ajaran
agama wahyu memberikan arah dan jalan yang lengkap kepada para pemeluknya. Para
pemeluknya berpegang, baik kepada aspek duniawi (the worldly) maupun
aspek spiritual daripada hidup ini. Tidaklah demikian halnya dengan agama bukan
wahyu. Taoisme menitik beratkan kepada aspek hidup spiritual, sementara itu
pada Confusianisme lebih menekankan pada aspek duniawi.
2.
Agama Missionary dan
Agama non-Missionary
Sir Thomas Arnold dalam bukunya
The Preaching of Islam antara lain menulis:
Ever since Professor Max Muller delivered his lecture in Westminster Abbey, on the day of intercession
for mission, in December 1873, it has
been a literary common place, that the
six great religions of the world may be divided into missionary and non missionary.[4]
Sir T.W. Arnold memasukkan Buddhisme, Kristen
dan Islam pada golongan agama missionary. Sedangkan Yudaisme, Brahmanisme dan
Zoroasterianisme dimasukkan pada golongan non missionary.
Sehubungan dengan masalah termaksud, al-Masdoosi
antara lain memberi catatan, bahwa menurut pendapatnya: baik agama Nasrani
maupun Buddhisme, ditinjau dari segi ajarannya yang asli, bukanlah tergolong
agama missionary, sebagaimana juga agama-agama lainnya (selain Islam). Jadi menurut
kesimpulan al-Masdoosi hanya Islam sajalah ajarannya yang asli merupakan agama
missionary. Namun dalam perkembangan ternyata kemudian bahwa baik agama Nasrani
maupun Buddhisme menjadi agama missionary.
3.
Klasifikasi Rasial
Geografikal
Ditinjau dari segi rasial dan geografikal
agama-agama di dunia ini dapat dibagi
atas:
a.
Semitik;
b.
Arya; dan
c.
Mongolian.
Yang termasuk agama
Semitik ialah: Agama Yahudi, Agama Nasrani dan Agama Islam. Sedangkan yang
tergolong Agama bukan Semitik, Arya ialah: Hinduisme, Jainisme, Sikhisme dan Zoroasterianisme.
Sedangkan yang tergolong non Semitik Mongolian ialah: Confusianisme, Taoisme
dan Shintoisme. "Adapun
Buddhisme", menurut al-Masdoosi, "tidak dapat begitu saja dimasukkan
ke dalam golongan agama non Semitik Arya, tetapi merupakan campuran antara Arya
dan Mongolian."[5]
[1] A.
Moechtar Sjofjan, Ilmu Perbandingan Agama, Diktat Kuliah, tt, hlm. 11-16
[2]
Ahmad Abdullah al-Masdoosi, Living Religions of the World: A Socio Political
Study, English Rendering by Zafar Ishaq Anshari, Begum Aisha Bawany wakf,
Karachi, 1962, hlm. 11
[3] Amin Syukur, Pengantar Studi Islam,
Pustaka Pelajar Offset, Semarang, 1996
[4] Ibid,
hlm. 16.
[5] Ibid,
hlm. 19
0 comments:
Post a Comment