Proses dakwah
dan proses komunikasi banyak memiliki persamaan, akan tetapi sebagian ada yang
menganggap bahwa proses dakwah dengan komunikasi berbeda, sehingga tidak
mengherankan jika kemudian muncul beragam pandangan masyarakat mengenai dua
masalah ini (dakwah dengan komunikasi).
Banyak orang
yang mendefinisikan bahwa proses dakwah merupakan bagian dari komunikasi, namun
tak sedikit pula orang yang memberikan pendapat bahwa komunikasi itu merupakan
bagian dari (proses) dakwah.
Maka dari itu
kami akan paparkan dalam masalah kali ini bagaimana hubungan keduanya yang
tentunya akan kita ketahui dahulu definisi dakwah dan komunikasi menurut
pakar-pakar yang bergelut dalam bidang itu.
Begitu banyak
ilmuwan atau pakar yang telah memberikan definisi mengenai komunikasi, diantaranya:
Houland, Janis
dan Kelly yang memberikan definisi bahwa komunikasi adalah “the process by
which an individual (the communicator) transmits stimuli (usually audience)”.
(proses yang dilakukan oleh seseorang (komunikator) yang memberi stimulus
(biasanya dengan lambang-lambang) untuk merubah diri (pribadi) individu yang
lain.
Dance memberikan
definisi komunikasi sebagai usaha-usaha menimbulkan respon melalui lambang-lambang
verbal.
Dalam proses
komunikasi ada beberapa unsur yang terlibat di dalamnya, yaitu: memberi pesan
(komunikator), penerima pesan (komunikan), pesan yang disampaikan, sarana yang
digunakan, efek yang dibutuhkan.
Sebagaimana
komunikasi, dakwah juga memiliki definisi yang beragam. Dari segi bahasa,
dakwah diartikan sebagai seruan, ajakan, panggilan, undangan, serta do’a-do’a.
Sedangkan dalam definisi istilahnya dakwah adalah:
o
Menurut Abu Bakar Atjeh,
dakwah ialah perintah mengadakan seruan kepada semua manusia untuk kembali dan
hidup sepanjang ajaran Allah yang benar, dilakukan dengan penuh kebijaksanaan
dan nasehat yang baik
o
Toha Yahya Omar, dakwah
adalah mengajak manusia dengan cara yang bijaksana ke jalan yang benar sesuai
dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
o
Abdul Karim Zaidan
mendefinisikan dakwah sebagai panggilan ke jalan Allah.
o
Menurut Amrullah Ahmad,
aktualisasi, imani, untuk mengajak seseorang masuk di dalam sistem Allah
sebagai ikhtiar muslim untuk merealisasikan dalam kehidupan individu / sosial,
usroh atau jamaah / kelompok dan masyarakat atau umat sehingga terwujud umat
terbaik dengan media dan metode tertentu.
Komunikasi dan
dakwah memiliki pengertian suatu kegiatan penyampaian pesan yang berimbas pada
perubahan terhadap diri seseorang. Meskipun berbeda istilah, unsur-unsur yang
ada dalam proses dakwah dan komunikasi bisa dikatakan sama, yakni:
Þ
Pemberi pesan
Dalam proses komunikasi, pemberi pesan disebut sebagai komunikator,
sedangkan dalam proses dakwah, pemberi pesan disebut da’i.
Þ
Orang yang menerima pesan
Þ
Ada materi (pesan)
Þ
Ada sarana dan prasarana
Þ
Ada efek yang diinginkan
Ada
beberapa hal yang dapat membedakan dakwah dan komunikasi :
Þ
Tujuan dari proses
Dalam komunikasi, tujuan yang terpenting adalah melakukan perubahan
terhadap diri seseorang yang telah diberikan stimulan melalui pesan-pesan (yang
biasanya berbentuk verbal) tanpa memandang baik atau buruk perubahan tersebut
sesuai dengan pemberi stimuli (komunikator). Sedangkan dakwah bertujuan untuk
melakukan perubahan terhadap diri seseorang atau kelompok untuk mendapatkan
kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang diridhoi oleh Allah.
Þ
Dasar dan ruang lingkup
kegiatan
Proses komunikasi dilakukan berdasarkan pada prinsip-prinsip
sosio-humanis. Sedangkan dakwah berdasar bukan hanya pada prinsip sosio-humanis
saja, namun juga berdasar pada agama. Dalam proses dakwah, prinsip
sosio-humanis tersebut harus didasarkan pada dasar agama.
Þ
Sanksi yang diterima
seseorang yang tidak melakukan kegiatan
Seseorang yang tidak melakukan kegiatan komunikasi, maka ia tidak akan
dapat memenuhi kebutuhannya secara kompleks. Karena tidak akan dapat memenuhi
kebutuhannya secara kompleks karena ada yang membantu, bahkan bisa jadi ia akan
dijauhi oleh manusia lain. Namun jika seseorang (muslim) tidak melakukan
kegiatan dakwah, maka ia akan mendapat sanksi dari Tuhan. Dengan kata lain,
hukuman bagi seseorang yang tidak melakukan proses komunikasi merupakan sanksi
duniawi yang ditentukan oleh manusia, sedangkan hukuman bagi seseorang yang
tidak melakukan proses dakwah merupakan sanksi yang bersifat ukhrawi yang
hukumannya ditentukan oleh Tuhan kelak di akhirat.
Proses
komunikasi lebih luas dari pada proses dakwah. Proses komunikasi tidak
membatasi dirinya dalam hal tujuan dan dasar yang dijadikan landasan dalam
berkomunikasi. Sedangkan dalam proses dakwah ada batasan-batasan tertentu yang
harus di perhatikan oleh seseorang dalam melakukan kegiatan dakwah.
Dari semua itu
dapat kita simpulkan adanya hubungan antara proses dakwah dengan proses
komunikasi, yakni bahwa proses dakwah merupakan bagian dari proses komunikasi.
Dan untuk mencapai tujuan dari dakwah, seorang da’i harus mampu menguasai
hal-hal yang berkenaan dengan komunikasi tertentu yang menyangkut komunikasi massa dan psikologi
komunikasi (yang akan memberikan pemahaman bagi seorang da’i dalam memahami kondisi
psikis dari mad’u).
0 comments:
Post a Comment