1.
Pengertian pengelolaan
kelas
Pengelolaan
kelas adalah suatu yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar
atau yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat
terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan.
Pengelolaan
kelas meliputi 2 hal, yaitu :
a.
Pengelolaan yang menyangkut siswa
b.
Pengelolaan fisik (ruangan,
perabot, alat pelajaran).
2.
Tujuan pengelolaan kelas
Tujuan
pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas itu dapat bekerja dengan
tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.
Sebagai
indikator kelas yang tertib adalah apabila :
a.
Setiap anak terus bekerja, tidak
macet. Artinya tidak ada anak yang terhenti karena tidak tahu akan tugas yang
harus dilakukan atau tidak dapat melakukan tugas yang diberikan kepadanya.
b.
Setiap anak harus melakukan
pekerjaan tanpa memburu waktu, artinya setiap anak akan bekerja secepatnya agar
lekas menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya. Apabila ada anak yang
walaupun tahu dan dapat melaksanakan tugasnya, tetapi mengerjakannya kurang
bergairah dan mengulur waktu bekerja, maka kelas tersebut dikatakan tidak tertib.
Jadi
beda antara (a) dan (b) adalah jika (a) anak tidak tahu akan tugas atau tidak
dapat melakukan tugas, pada (b) anak tahu dan dapat, tetapi kurang bergairah
bekerja.
3.
Cara menghindari kesulitan
pengelolaan kelas
Cara
penanganannya adalah:
a.
Kelompok dengan kesulitan teringan
mendapat tugas untuk mengulangi pelajaran tanpa bantuan siapapun
b.
Kelompok sedang dengan sedikit
kesulitan, ditangani oleh tutor sebaya.
c.
Kelompok dengan kesulitan terberat
ditangani langsung oleh guru.
Sumber
kesulitan disebabkan karena pada waktu guru sedang memberi bantuan terhadap
kelompok siswa dengan kesulitan terberat siswa-siswa yang lain menjadi gaduh
dan ramai.
Sebab
musabab keributan ini bersumber pada 6 hal, yaitu :
(1) Siswa tidak tahu
apa yang harus mereka perbuat. Untuk mengatasinya guru dapat memberikan latihan
terlebih dahulu kepada para tutor yang akan melaksanakan bimbingan serta
memberitahukan secara rinci tugas-tugas kepada anak yang baru dipelajari
sendiri.
(2) Siswa sudah
diberitahu oleh guru tentang tugas-tugas yang harus mereka lakukan serta mereka
sudah tahu, akan tetapi setelah beberapa lama kemudian mereka menjadi lupa apa
tugasnya. Masalah lupa ini dapat diatasi dengan cara menuliskan tugas tersebut
dalam dua bentuk, yaitu :
a. Pokok-pokok yang
mengenai tugas masing-masing kelompok dituliskan di papan tulis
b. Pokok-pokok
tugas untuk setiap kelompok diberikan dalam bentuk tertulis pada kertas, dan
dibagikan kepada mereka yang bersangkutan.
(3) Siswa sudah
mengetahui apa yang harus mereka perbuat, dan mereka ini tidak lupa, tapi tidak
tahu bagaimana cara melakukannya. Untuk mengatasinya, guru harus lebih dahulu
menetapkan siapa yang menjadi pembantu guru sehingga murid-murid tahu kepada
siapa harus bertanya jika menjumpai kesulitan.
(4) Ada beberapa atau sebagian besar siswa
yang sudah selesai melaksanakan tugas sebelum waktunya habis, sehingga siswa
tersebut membuat keributan. Untuk mengatasinya guru menetapkan terlebih dahulu
pada awal kegiatan apa yang merupakan tugas berikutnya (tugas ekstra) jika
tugas pertama sudah diselesaikan dengan baik.
(5) Ada diantara siswa di kelas itu yang
merupakan anak malas, tak bergairah atau pengganggu, sehingga walaupun mereka
melakukan tugas tetapi tidak dengan kesungguhan hati. Kadang-kadang mereka
berhenti bekerja lalu bermain atau mengganggu kawan lainnya. Masalah anak malas
atau kurang bergairah ini ada dimana-mana. Dan untuk mengatasinya, guru
menetapkan target apa yang harus diselesaikan dalam satu jangka waktu tertentu.
Target ini harus merupakan sesuatu yang dapat dilihat, misalnya : hasil pekerjaan
tangan, hasil membaca buku dalam bentuk synopsis, jawaban atas pertanyaan,
rangkuman buku, karangan dan sebagainya.
(6) Sebab terakhir
dari timbulnya kesulitan dalam pengelolaan kelas adalah adanya anak yang tidak
tahu bagaimana menghargai waktu. Anak-anak ini tahu bagaimana melaksanakan
tugas, serta mereka tidak malas, akan tetapi cara yang diambilnya kurang
efisien, sehingga karena mereka risau atau takut tidak selesai pekerjaannya,
lalu menjadi gugup dan gaduh. Untuk mengatasi hal ini maka dapat diambil jalan
antara lain :
a. Guru menyuruh
anak lain yang mempunyai cara yang lebih baik untuk memberitahukan caranya itu
kepada anak tersebut.
b.
Guru sendiri memberitahukan cara lain yang lebih efisien
kepada anak itu jika sekiranya ia tidak terlalu.
4.
Petugas pengelola kelas
Petugas
yang terlibat dalam pengelolaan kelas agar segalanya berjalan dengan lancar
adalah :
a.
Guru kelas atau guru bidang studi
langsung bertanggung jawab dalam mengadakan diagnosa dan menentukan tindakan
apa yang harus diambil
b.
Tutor sebaya yang ditunjuk oleh
guru sebagai pembantu guru dalam melakukan pembimbingan terhadap kawan sekelas,
seperti dicontohkan dalam diagram di atas.
5.
Apa yang harus dilakukan
oleh guru jika menggunakan tutor sebaya?
Hal-hal
yang harus dilakukan oleh guru jika menggunakan tutor sebaya adalah :
a.
Mengadakan latihan bagi para
tutor. Dalam pelaksanaan tutoring atau pembimbingan ini siswa tutor bertindak
sebagai guru, sehingga latihan yang diadakan oleh guru merupakan semacam
pendidikan guru atau siswa itu.
Latihan dapat dilakukan dengan dua cara :
1)
Melalui latihan kelompok kecil
dimana hal ini yang mendapat latihan hanya anak-anak yang akan menjadi tutor
2)
Melalui latihan klasikal, dimana
siswa seluruh kelas dilatih bagaimana proses pembimbingan ini berlangsung.
Cara kedua ini mempunyai efek positif bagi
kelompok siswa yang akan menerima bimbingan, karena melalui latihan inilah
mereka tahu bagaimana mereka harus bertingkah laku pada waktu menerima
bimbingan dari kawannya.
Satu hal pokok yang ditekankan pada waktu
latihan adalah bahwa tutor ini tugasnya bukannya mengajar seperti yang
dilakukan oleh guru, akan tetapi hanya memimpin kawan-kawannya agar mereka
terlepas dari kesulitan memahami bahan pelajaran.
b.
Menyiapkan petunjuk tertulis. Baik
di papan tulis, maupun di kertas. Petunjuk tertulis ini harus jelas serta
rinci, sehingga setiap siswa dapat memahami dengan satu tafsiran untuk
melaksanakannya. Selain petunjuk mengenai cara pelaksanaannya, dalam petunjuk
tertulis dicantumkan pula bentuk serta cara melaporkan hasil kerja untuk setiap
murid.
c.
Menetapkan penanggung jawab untuk
tiap-tiap kelompok agar apabila terjadi ketidakberesan, guru dengan mudah dapat
menegurnya.
d.
Apa yang dilakukan oleh guru
selama program perbaikan berlangsung? Kapanpun terjadinya proses belajar
mengajar di kelas serta bagaimana bentuk proses itu, guru selalu memegang
tanggung jawab dan memainkan peranan penting. Peranan guru dapat diumpamakan
sebagai pengatur lalu lintas di tengah jalan yang ramai. Kemungkinan yang
terjadi akibat ketidakberesan kelas adalah :
1)
Ada anak yang ramai atau mengganggu kelas.
Dalam hal ini guru harus segera bertindak yaitu meneliti sejenak apa yang
menjadi sebab anak ini menjadi ramai dan mengganggu kelas. Jika ternyata ia
bersalah guru dapat menegur anak tersebut untuk mengerjakan tugasnya dan
mengingatkan bahwa ia harus melaporkan hasilnya pada waktunya.
2)
Anak yang macet, walaupun
nampaknya anak ini tenang, tidak mengganggu kawan atau gaduh, tetapi agar
waktunya digunakan sebaik-baiknya ia harus dibantu. Apabila sekiranya guru
tidak cukup mempunyai waktu untuk menanganinya sendiri, harus ditunjuk beberapa
siswa yang diberi tugas untuk membantunya.
Secara umum
dapat disarankan bahwa selama guru melakukan pembimbingan terhadap anak-anak
kelompok terberat, guru harus selalu waspada dan mengawasi kelas. Jika siswa
yang dibimbing sudah diberi tugas untuk melaksanakan tugas selagi mereka ini
bekerja, guru berkeliling mengawasi tutor maupun siswa yang dibimbing untuk
segera dapat melihat kesulitan serta mengambil langkah seperlunya.
(Sumber: Suharsimi
Arikunto, 1986, hlm. 67-74).
0 comments:
Post a Comment