artikel789.com - Salah satu ajaran pokok dalam Islam (dan dalam ajaran agama langit lainnya), bahwa manusia itu
berasal dari satu keturunan, yaitu keturunan Nabi Adam. Berbeda bangsa
dan bahasa, tidak samanya warna kulit, dan adat-istiadat yang beraneka ragam
bukan untuk membeda-bedakan, akan tetapi merupakan salah satu jalan untuk
saling membina dan salah satu jalan untuk saling mendekati, saling membina dan
saling tukar pengalaman untuk kepentingan mereka sendiri.
Demikian pula halnya dalam perbedaan
agama dan kepercayaan, janganlah menyebabkan putus hubungan, hidup rukun
dengan sesama manusia harus benar-benar dilaksanakan, sebab Islam telah
mengajarkan bahwa hidup di dunia ini harus tenteram, damai, jauh dari permusuhan
dengan tetap teguh memegang identitas diri masing-masing. Khusus bagi sesama
mukmin dan muslim, Islam telah meletakkan dasar yang kuat untuk memelihara
persaudaraan yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari secara langsung,
praktis dan edukatif, diikat oleh kesamaan akidah. Sesuai dengan firman Allah
SWT dalam surat al-Hujurat ayat 10:
Sikap persaudaraan bukan hanya
sekedar doktrin atau ajaran, tetapi perlu diwujudkan dalam kehidupan
sehari-hari, sehingga keakraban sesama muslim dapat terlihat, saling membantu
dan saling memperhatikan.
Berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan
Muslim ada lima hal yang dapat mengokohkan dan mengeratkan persaudaraan sesama
muslim itu, yaitu:
1.
Mengucapkan salam
Apabila bertemu antara seorang muslim dengan muslim lainnya, dianjurkan
kepada salah seorang diantara mereka mengucapkan salam, dan wajib bagi yang
lainnya untuk menjawabnya. Ucapan salam ini diucapkan apabila mereka bertemu
atau akan berpisah. Firman Allah SWT dalam surat an-Nisa’ ayat 86 menyatakan:
Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu.
Saking pentingnya salam, Islam
menetapkannya menjadi rukun dalam menutup ibadah shalat, sehingga tidak akan
sah shalat seseorang apabila tidak ditutup dengan ucapan salam.
Setiap orang muslim yang
tidak mengucapkan salam apabila bertemu dengan saudaranya, dapat dianggap belum
memenuhi tatacara pergaulan secara Islam. Walaupun hukumnya tidak wajib dan
tidak berdosa apabila tidak mengucapkannya, tetapi orang yang mengabaikan
ucapan salam itu perlu diingatkan dengan cara yang bijaksana. Demikian pula
apabila kita memasuki suatu pertemuan atau keluar dari suatu pertemuan disunahkan
mengucapkan salam.
2.
Menjenguk orang sakit
Yang kedua, yang menjadi pengikat persaudaraan sesama muslim ialah
menjenguknya apabila sakit, sebab dengan menjenguk yang sakit ada beberapa
manfaat yang dapat dipetik:
- Memperlihatkan turut berduka atas penyakit yang dideritanya
- Menguatkan dan lebih dapat mempererat persaudaraan
- Menghibur yang sakit agar bersabar dan berbesar hati.
Sikap seperti itu dapat
menyebabkan lebih dekatnya persaudaraan antara yang menjenguk dan yang
dijenguk. Hal ini merupakan manfaat nyata yang sifatnya lahiriah, sedangkan
kalau dilihat dari segi batiniah, menjenguk orang sakit merupakan ibadah,
berupa amal saleh yang dapat dijadikan bekal kita di akhirat, bahkan pahalanya
sangat besar sehingga para malaikat turut mendoakan agar orang-orang yang
menjenguk orang sakit dosanya diampuni oleh Allah SWT.
3.
Takziah kepada orang yang
meninggal
Takziah kepada orang yang meninggal sangat dianjurkan oleh ajaran Islam,
bahkan alangkah baiknya apabila turut serta menyalatkan dan terus
mengantarkannya ke kuburan, sebagaimana sabda Rasulullah saw, yang artinya:
Barang siapa yang menyaksikan jenazah kemudian turut serta menyalatkannya maka baginya mendapat satu bagian, dan barang siapa yang menyaksikan jenazah sampai mengantarkannya ke kuburan mereka mendapat dua bagian. Rasulullah ditanya, apakah yang dimaksud dua bagian itu? Rasul menjawab, seperti dua gunung yang besar (pahalanya). (HR. Mutaffaqun ‘alaih)
Pengaruh atau manfaat takziah
itu ada dua macam, yaitu:
- Mengingatkan manusia kepada Tuhannya, sebab bagi orang yang hidup kejadian tersebut bisa menjadi peringatan kepadanya yang dapat menimbulkan keinsafan bahwa umur manusia itu telah ditetapkan oleh Allah, sementara ajal manusia tidak ada yang tahu kapan datangnya.
- Mempererat hubungan dengan sesamanya, khususnya dengan keluarga yang sedang dilanda duka-cita, dengan adanya takziah kesedihannya akan berkurang.
4.
Memenuhi undangan
Berbagai macam undangan dari sesama muslim yang biasa datang kepada kita,
seperti undangan pengajian, undangan syukuran, undangan pertemuan, undangan
pernikahan dan sebagainya. Undangan tersebut mungkin harus kita penuhi, sebab
dengan menghadiri undangan dapat mempererat persaudaraan sesama muslim. Apabila
kita berhalangan dan tidak dapat memenuhi undangan tersebut, usahakanlah
memberitahukannya, sehingga ketidakhadiran kita tidak menimbulkan berbagai
macam prasangka bagi yang mengundang, dan lebih jauhnya untuk menghindari
renggangnya tali persaudaraan.
5.
Mendoakan orang yang
bersin
Kelima, yang diharapkan dapat mempererat persaudaraan adalah mendoakan
saudara kita apabila ia bersin. Apabila yang bersin mengucapkan alhamdulillah,
maka yang mendengar hendaklah mengucapkan yarhamukallah apabila yang
bersin laki-laki, yarhamukillah bagi yang bersin perempuan. Kemudian
yang bersin menjawabnya dengan yahdikumullah wayuslih baalakum.
Rasulullah
bersabda, “Apabila seseorang yang bersin tidak mengucapkan alhamdulillah,
janganlah didoakan”. (HR. Muslim). Demikian pula kalau yang bersin bukan
orang Islam, tidak boleh kita doakan dengan ucapan yarhamukallah, sebab
orang Yahudi pernah sengaja bersin di hadapan Rasulullah dengan harapan ingin
didoakan dengan ucapan yarhamukallah, tetapi mendoakannya dengan ucapan yahdikumullah
wayuslih baalakum.