Showing posts with label lingkungan hidup. Show all posts
Showing posts with label lingkungan hidup. Show all posts

Friday, 22 May 2015

ISLAM DAN PENCEMARAN LINGKUNGAN


Jagad raya seisinya adalah alam semesta ciptaan Allah SWT. Semua yang ada di muka bumi baik manusia, alam dan yang lainnya adalah makhluk Allah SWT. Manusia sebagai makhluk Allah adalah bagian dari alam semesta. Walaupun begitu, manusia merupakan makhluk Allah SWT yang mulia. Allah menciptakan manusia tidak hanya berbeda dengan makhluk lainnya. Tetapi juga memberikan kelebihan yang tidak diberikan kepada makhluk lainnya, yaitu akal dan fikiran. Sebagaimana firman Allah SWT “Bahwa sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. Dengan akal tersebut manusia dapat berfikir, memilih yang benar dan yang salah, memilih yang baik dan yang buruk, dan dengan akal manusia bisa mengembangkan kehidupannya. Akal itulah yang merupakan kelebihan manusia dibanding makhluk lainnya. Di samping memiliki indera utama pendengaran dan penglihatan.
Kelebihan dan keistimewaan manusia itu menempatkannya sebagai makhluk yang terhormat dan memperoleh martabat yang tinggi diantara makhluk lainnya. Karena martabat manusia yang mulia itu, manusia mengemban amanah luhur yang tidak sanggup diemban oleh makhluk lainnya karena ia dibekali oleh Allah SWT dengan akal, perasaan dan nafsu. Hal ini menyebabkan manusia lebih mampu memikul amanah Allah SWT sebagai khalifah dimuka bumi.
Langit dan bumi dengan segala isinya, termasuk matahari, bulan, binatang, air, tanah, tumbuhan, dan hewan merupakan ciptaan Allah SWT yang saling berhubungan antara satu sama lain dan saling mempengaruhi dalam komposisi ekosistem yang serasi dan seimbang serta berjalan secara teratur. Kesemuanya itu diatur oleh Allah SWT. Keteraturan, keserasian, dan keseimbangan ekosistem diantara unsur alam itu disebabkan karena pencipta dan pengaturannya adalah Esa, yakni Allah Rabbul Alamin.

PEMBAHASAN
Jenis-jenis Pencemaran Lingkungan:
a.      Pencemaran Udara dan air
Pencemaran udara dan air yang terjadi di kota-kota dan daerah-daerah industri yang masih pada tingkat rendah akan menimbulkan masalah lokal. Artinya walaupun rendah tetapi telah menjadi masalah bagi kelestarian lingkungan. Akan tetapi pencemaran udara dan air yang sudah terlalu tinggi dan zat pencemarannya tersebar kemana-mana oleh tiupan angin dan aliran air, maka timbullah masalah pencemaran regional.
Seperti diketahui, bahwa asap yang berasal dari mesin-mesin industri dan kendaraan bermotor umumnya bersifat kronis. Namun, karena hanya untuk tujuan kenyamanan industri dan kendaraan itu sendiri, maka dampak kronisnya sering diabaikan orang. Pencemaran udara biasanya dianggap fatal apabila terjadi pada saat kecelakaan pabrik atau kendaraan bermotor.
Pencemaran udara oleh kendaraan bermotor masih sedikit disadari orang, antara lain juga karena gas buang kendaraan cepat berbaur dengan udara, menjadi kasat mata, dan baunya cepat hilang. Padahal kepadatan lalu-lintas kendaraan bermotor setiap hari telah menyebabkan pencemaran udara.[1]
ð  Nama-nama zat kimia pengotor/pencemar udara

  • Sulfur dioxide didapat baik dari sumber alamiah maupun sumber buatan. Sumber-sumber SO2 alamiah adalah gunung-gunung berapi, pembusukan bahan organik oleh mikroba dan reduksi sulfat secara biologis. Sumber-sumber SO2 buatan adalah pembakaran bahan bakar minyak, gas, dan batu bara yang mengandung sulfur tinggi.

  • Ozon adalah gas yang tidak stabil, berwarna biru, mudah mengoksidasi dan bersifat irisan yang kuat terhadap saluran pernafasan, Ozon didapat secara alamiah di dalam stratosfir dan sebagian kecil di dalam troposfer. Secara artifisial Ozon di dapat dari berbagai sumber seperti peralatan listrik bervoltase tinggi, peralatan sinar rontgen, spektograf.[2]

  • Nitrogen Oxide / N2O adalah zat yang tidak pernah ada di dalam udara yang murni. Sumber utama N2O adalah pembakaran yakni asap dari kendaraan bermotor.

  • Karbon Monoxide adalah gas yang tidak berwarna dan tidak berbau, diproduksi oleh segala proses pembakaran yang tidak sempurna dari bahan-bahan yang mengandung karbon atau oleh pembakaran dibawah tekanan dan temperatur tinggi seperti apa yang terjadi di dalam mesin.

  • Hidrogen Sulfida adalah gas yang berbau telur busuk, H2S ini sering terkumpul diudara pada lapisan bagian bawah dan sering di dapat di sumur-sumur, saluran air buangan. H2S didapat secara alamiah pada gunung-gunung berapi, industri kimia, industri minyak bumi, kilang minyak dan terutama pada industri yang memproduksi gas sebagai bahan bakar.

  • Hidrokarbon dapat berasalkan proses alamiah dan buatan manusia secara alamiah hidrokarbon diproduksi oleh tanaman, dekomposisi zat organik, sumber alamiah bagi hidrokarbon adalah sumur-sumur minyak dan gas bumi.[3]

ð  Pencemaran udara
Pencemaran air dapat didefinisikan sebagai konsentrasi jenis pencemar di dalam air dalam suatu periode waktu yang menimbulkan pengaruh yang merugikan. Standar badan air dan karakteristik air limbah dibuat atas dasar ketahanan dan kesehatan manusia dalam menerima berbagai zat pencemar. Istilah lain yang dikaitkan dengan standar adalah kriteria tipe zat pencemar. Kriteria ditentukan atas dasar hasil penelitian yang dilakukan untuk menilai pengaruh zat pencemar terhadap makhluk hidup. Standar ini digunakan untuk menetapkan peruntukan badan air penerima dan menetapkan karakteristik air limbah industri.
Parameter ini dibagi dalam 4 golongan, yaitu:
1)      Meliputi bau, warna, kekeruhan, konduktivitas
2)      Mencakup berbagai ion, senyawa kimia beracun, oksigen terlarut, zat organik.
3)      Meliputi jenis dan kandungan mikroorganisme
4)      Meliputi bahan radio aktif.[4]
Dampak air limbah industri terhadap badan air
1)      Zat organik terlarut
2)      Zat padat suspensi
3)      Nitrogen dan pospor
4)      Minuman dan bahan-bahan terapung
5)      Logam berat cyanide dan racun organik
6)      Warna kekeruhan
7)      Organik tracer
8)      Bahan yang tidak mudah mengalami dekomposisi biologis
9)      Bahan yang mudah menguap.[5]
b.      Pemanasan Global
Dalam tradisi teologi Islam belum dikenal adanya pemanasan global. Sebab pemanasan global adalah fenomena ekologis kontemporer modern. Sehingga teologi Islam baik klasik, menengah maupun modern belum merumuskan dalam konsep teologisnya, kalaupun ada, pemikiran yang sudah berkembang dalam khazanah teologi cuaca barulah bersifat elementer. Sementara itu, fenomena pemanasan global telah menjadi masalah bersama yang ada dihadapan kita. Bahaya akibat pemanasan global pun cukup serius yang berpeluang mengancam kelangsungan hidup manusia dan makhluk lain.[6]
Pada masa akhir-akhir ini para ahli menemukan kenyataan betapa suhu permukaan bumi semakin panas dibandingkan masa-masa sebelumnya. Pemanasan global ini disebabkan karena di atmosfer terjadi peningkatan kadar suatu gas tak layak yang disebut gas rumah kala gas ini dapat dikatakan sebagai bentukan dari limbah gas yang berasal dari pabrik, kendaraan bermotor, percobaan nuklir dan kebakaran hutan. Lapisan gas ini menghalangi gelombang panas dari bumi dengan cara menyerapnya dan sebagian terpantul kembali ke bumi, sehingga tidak bisa lepas lagi ke angkasa. Akibatnya suhu atmosfer bumi diramalkan akan naik paling tidak 3-5 derajat Celcius pada 50 tahun mendatang.
Pemanasan global pada dasarnya terjadi karena peningkatan faktor-faktor kehidupan modern. Berturut-turut sebagai berikut: kegiatan produksi dan konsumsi energi, pemakaian CFC, kegiatan pertanian, penebangan hutan, perlu bahan tata guna lahan dan kegiatan industri.[7]
c.       Hujan Asam
Disebabkan karena atmosfer tempat terbentuknya awan telah dicemari oleh gas-gas limbah pabrik. Industri berat (khususnya pengecoran logam, pembangkit listrik tenaga batu bara dan pendidih air) telah melepaskan berton-ton SO2, NO2, dan CO2. Sebagian dari gas pencemar tersebut berasal pula dari kendaraan bermotor, rumah tangga dan industri menengah ringan. Setelah beraksi dengan partikel air di udara akan menghasilkan unsur-unsur asam, seperti asam sulfat, asam nitrat dan asam karbon.[8]

KESIMPULAN
Lingkungan di Indonesia merupakan karunia dan rahmat Tuhan YME kepada rakyat dan bangsa Indonesia, yang merupakan ruang bagi kehidupan di semua aspek sesuai dengan wawasan nusantara, dan dalam rangka mendayagunakan SDA untuk memajukan kesejahteraan umum. Perlunya melaksanakan pengelolaan lingkungan untuk mengembangkan kemampuan lingkungan yang seras, selaras dan seimbang guna menunjang terlaksananya pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.
Kita sebagai manusia baik secara individu maupun masyarakat tidak dapat terlepas dengan segala hal aspek lingkungan yang ada di sekitar kita. Banyak muncul kemiskinan serta kemerosotan taraf hidup masyarakat akibat pengelolaan lingkungan hidup yang bersifat merusak dan eksploitatif, dan kita juga benar-benar menjaga dan melestarikan segala ciptaan Allah SWT. Karena Allah menciptakan alam semesta ini untuk dijaga dan dilestarikan.

DAFTAR PUSTAKA
Harahap, Adnan, dkk., Islam dan Lingkungan Hidup, Fatma Press, Jakarta, 1997.
Soemirat, S. Juli, Kesehatan Lingkungan, UGM Press, Yogyakarta, 2002.
Syafrudin, Pelestarian Lingkungan Hidup, Sinar Baru Algensindo, Yogyakarta, 1954.
Abdillah, Mujiono, Agama Ramah Lingkungan, Paramadina, Jakarta, 2001.


[1] Adnan Harahap, dkk., Islam dan Lingkungan Hidup, Fatma Press, Jakarta, 1997, hlm. 28-29
[2] Juli Soemirat Slamet, Kesehatan Lingkungan, UGM Press, Yogyakarta, 2002, hlm. 56-57
[3] Ibid., hlm. 57-60
[4] Syafrudin, Pelestarian Lingkungan Hidup, Sinar Baru Algensindo, Yogyakarta, 1954, hlm. 3
[5] Ibid., hlm. 4-5
[6] Mujiono Abdillah, Agama Ramah Lingkungan, Paramadina, Jakarta, 2001, hlm. 90
[7] Adnan Harahap, dkk., op.cit., hlm. 30
[8] Ibid., hlm. 32
Share:

Thursday, 11 December 2014

PENTINGNYA PERANAN MANUSIA DALAM LINGKUNGAN HIDUP


Yang dimaksud dengan lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar tempat hidup atau tempat tinggal kita, setiap makhluk hidup akan sangat terpengaruh oleh lingkungan hidupnya, sebaliknya makhluk hidup itu sendiri juga dapat mempengaruhi lingkungannya. Makhluk hidup dan lingkungannya itu mempunyai hubungan sangat erat satu sama lain, saling mempengaruhi lingkungannya. Makhluk hidup dan lingkungannya itu mempunyai hubungan sangat erat satu sama lain, saling mempengaruhi, sehingga merupakan satu kesatuan fungsional yang disebut “ekosistem”.[1]
Banyak para praktisi mempertanyakan adakah Islam memberikan cara pandang yang salah terhadap persoalan lingkungan?[2]

Penciptaan Lingkungan Hidup
Berjuta-juta tahun yang lalu, Allah telah menciptakan alam semesta termasuk bumi dan isinya, yaitu jauh sebelum manusia diciptakan (QS. 2:117). Dimuka bumi Allah menciptakan makhluk berupa tumbuhan yang beraneka ragam dan berbagai jenis hewan sejak yang bersel satu hingga binatang-binatang raksasa. Kini tumbuh-tumbuhan raksasa itu telah punah dan dalam usia jutaan tahun terpendam di dalam bumi.
Setelah kelahiran manusia, muncul jenis-jenis baru tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan yang disediakan untuk lingkungan hidup manusia agar sejahtera hidupnya. Lingkungan itu perlu diolah dan dimanfaatkan manusia sebaik-baiknya, supaya sesuai dengan maksud Allah menyediakan itu semua. Akal dan budi yang telah dianugerahkan Allah kepada manusia, ia dapat mengolah bahan mentah yang telah tersedia di bumi, baik dipermukaan bumi, di perut bumi, maupun di dalam lautan dan di dasarnya. Manusia juga disediakan bahan-bahan keperluan hidup yang terkandung di langit.[3]
Peranan Manusia dalam Melestarikan Lingkungan
Lingkungan hidup yang telah tersedia ini diciptakan untuk kepentingan hidup manusia. Tetapi seringkali dalam rangka memenuhi kebutuhannya itu mengabaikan terjaminnya keseimbangan lingkungan. Sementara itu sumber-sumber alam abiotik yang berupa tambang-tambang yang tak dapat diperbaharui lagi semakin berkurang dan yang biotik tidak diperkembangkan.
Apabila manusia mengurus dan mengelola alam lingkungan dan berbagai kekayaan yang tersedia ini dengan sebaik-baiknya, seadil-adilnya, maka kebaikan itu akan dinikmati manusia secara awet dan lestari. Tetapi sebaliknya, apabila pengurusan alam ini tidak baik, boros dan serampangan, tidak adil dan tidak seimbang dalam melakukan eksplorasi melewati batas dalam memperlakukan alam lingkungannya, niscaya azab Allah dan malapetaka akan datang kepada manusia. Dan itu tidak lain akibat perbuatan tangan manusia itu sendiri.[4]
Pemanfaatan Sumber Daya Alam
Lingkungan hidup berupa sumber alam merupakan kekayaan yang disediakan untuk manusia, hendaklah manusia memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.
a.       Air
Air merupakan kebutuhan pokok manusia, sejak penggunaan yang paling kecil seperti untuk minum, masak, mencuci, dan lain-lain sampai pemanfaatan air untuk pertanian. Pembangunan waduk untuk pengairan dan pembangkit listrik. Air juga kebutuhan yang paling esensial bagi manusia maka Allah menyediakan air dimana-mana, hampir 4/5 permukaan bumi terisi air. Tanpa adanya air, manusia dan makhluk hidup lainnya tidak dapat berlangsung, bahkan segala yang hidup ini mulanya diciptakan Allah dari air.
Air laut yang asin dimanfaatkan oleh manusia untuk jalur transportasi antar pulau dan benua. Selain itu air laut dapat pula dibuat garam, tempat mencari ikan dan di dalamnya terkandung kekayaan alam baik yang sudah ditemukan manusia maupun yang masih terpendam sebagai harta karun.[5]
b.      Tanah
Penggunaan tanah untuk pertanian dimulai sejak cara yang paling sederhana hingga penggunaan mekanisasi pertanian yang modern. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memungkinkan tanah memberikan hasil yang berlipat ganda, yaitu peningkatan produksi panen yang berasal dari tanah.
Kurang lebih 200 ayat dalam al-Qur’an yang menerangkan masalah botani (ilmu tumbuh-tumbuhan) yang menunjukkan pentingnya sektor tersebut. Botani sebagai ilmu yang berdiri sendiri berguna dalam kehidupan manusia, karena dengan pengetahuan itulah manusia dapat mengambil manfaat dari berbagai jenis tumbuh-tumbuhan, keajaiban, keindahan, kehalusan tumbuh-tumbuhan itu mengundang manusia membuka mata hatinya dan berpikir, bahwa semua kejadian itu adalah dengan kekuasaan Allah Swt.
Tinggallah upaya manusia, sejauh mana aktivitasnya menggarap bumi dan mengolah tanah. Dalam hubungan ini Rasulullah Saw menandaskan : “Tiadalah seorang muslim bercorak tanam, lalu hasilnya dimakan oleh burung, manusia ataupun hewan, melainkan kepadanya sedekah”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Dengan demikian tidak sepatutnya bumi dibiarkan terlantar, tidak dimanfaatkan melainkan perlu dimakmurkan untuk kesejahteraan manusia.[6]
c.       Hutan
Hutan berperan sebagai pelindung banjir, longsor, dan penyimpanan penyediaan air di pegunungan, kayu-kayu besar dan daun-daunnya yang rimbun serta akar-akar yang menjalar bersama-sama semak-semak di sekitarnya menampung air hujan yang selalu turun di pegunungan. Air tersebut menyerap ke dalam tanah dan di sela-sela rimba, kemudian muncul mata air yang tetap bening melalui kali dan terhimpun menjadi sungai.
Dari hutan juga dapat diperoleh bermacam-macam hasil untuk keperluan kehidupan, seperti rotan untuk alat-alat rumah tangga, kayu untuk bahan pembuat rumah, kursi, meja, bahan baku kertas, dan sebagainya. Kecuali itu hutan adalah tempat perlindungan bagi satwa dan beraneka jenis hewan.
d.      Pertambangan
Di lingkungan kita terdapat sumber kekayaan yang berada di dalam perut bumi dikenal sebagai bahan tambang. Bahan-bahan tambang itu sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Apabila kita telah sejumlah ayat al-Qur’an, disana kita dapati isyarat tentang adanya mineral dalam bumi yang dapat dikeluarkan melalui eksplorasi pertambangan, pada QS. 57:4 disebutkan:
Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian Dia bersemayam di atas ´arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”. (QS. 57:4).
Ayat tersebut memberikan gambaran dan isyarat yang merangsang manusia untuk melakukan eksplorasi kekayaan alam. Bahwa apa yang masuk dalam bumi dan keluar dari padanya memberikan petunjuk adanya “sesuatu” yang tersimpan dalam perut bumi yang perlu diteliti dan dimanfaatkan manusia.[7]
Pencemaran Lingkungan
Polusi atau pencemaran adalah suatu keadaan dimana kondisi suatu habitat (tempat dimana makhluk hidup itu berada) tidak murni lagi, karena pengaruh terhadap habitat tersebut. Pencemaran lingkungan disebabkan oleh berbagai hal, terutama disebabkan perbuatan dan tingkah laku manusia yang tidak memperhatikan keserasian alam dan kelestariannya.[8]
Krisis lingkungan yang tengah terjadi sekarang ini adalah akibat kesalahan manusia menanggapi persoalan ekologinya, begitu menurut ahli sejarah, Lynn White Jr. apa yang dilakukan manusia terhadap lingkungan hidupnya bergantung pada apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dalam hubungannya dengan apa yang ada di sekitar mereka. Lebih tegas lagi dikatakannya, bahwa akar dari sumber krisis lingkungan manusia hari ini sangat dipengaruhi oleh keyakinan tentang alam kita dan takdirnya yaitu oleh agama.[9]
Pencemaran lingkungan itu dapat berupa:
Pencemaran tanah
Pencemaran tanah disebabkan berbagai hal, seperti sampah-sampah plastik, kaleng-kaleng, rongsokan kendaraan yang sudah tua. Plastik tidak dapat hancur oleh proses pelapukan dan besi tua menimbulkan karat, sehingga tanah tidak dapat ditumbuhi tanaman.
Pemakaian pupuk yang terlalu banyak, tidak wajar dan tidak menurut aturan yang telah ditentukan bisa juga menyebabkan polusi tanah. Tanah pertanian menjadi kering dan keras, karena jumlah garam yang besar akan menyerap air tanah. Guna mencegah atau mengurangi polusi tanah ini maka pemakaian pupuk di daerah pertanian hendaklah menurut aturan yang telah ditentukan. Sampah-sampah pun harus dibuang di tempat pembuangan atau dibakar di tempat yang telah tersedia.[10]
Pencemaran udara
Pencemaran udara disebabkan bermacam-macam pula, bisa disebabkan asap keluar dari pabrik-pabrik dan kendaraan bermotor dan bisa juga disebabkan hawa tubuh manusia atau pemukiman yang terlalu padat dan sesak. Makin besar jumlah penduduk, bersamaan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, makin banyak pula pabrik didirikan serta diproduksi mesin-mesin serta kendaraan bermotor untuk mencukupi kebutuhan penduduk, dan karenanya polusi udara semakin buruk.
Polusi udara dapat mengganggu pernapasan dan dapat menimbulkan penyakit pada alat-alat pernapasan, asma, bronkhitis, dan sebagainya. Hal itu disebabkan banyak gas yang membahayakan kesehatan bercampur dengan udara, seperti: gas karbon monoksida, dan partikel-partikel halus dari timah hitam, polusi udara juga bisa membahayakan lalu lintas, baik darat, laut maupun udara.
Pencemaran air
Pencemaran air dapat terjadi karena penggunaan zat-zat kimia yang berlebihan, seperti penggunaan DDT, endrin melebihi dosis yang telah ditentukan. Pencemaran itu dapat pula disebabkan bahan pencuci yang dibuang ke sungai. Yang sering tidak disadari ialah pembabatan hutan di pegunungan yang menyebabkan erosi tanah dan banjir berkepanjangan sehingga air yang semestinya bening menjadi keruh.[11]
Pencemaran suara
Suara juga bisa tercemar, karena berbagai akibat kegiatan manusia yang semakin berdesakan dan hiruk pikuk di pabrik dan pemukiman. Pencemaran suara terutama dirasakan di kota-kota yaitu adanya suara kendaraan bermotor, kapal terbang, pabrik-pabrik, pasar-pasar, dan sebagainya. Suara yang terlalu bising mengganggu ketenangan, dapat menimbulkan gangguan jasmaniah dan rohaniah, misalnya gangguan jantung, kelenjar pernapasan, gangguan saraf, perasaan gelisah dan sebagainya.[12]

Kesimpulan
Menelaah uraian-uraian di atas nyatalah bahwa lingkungan hidup yang telah tersedia ini diciptakan Allah untuk kepentingan hidup manusia selaku salah satu komponen biotik dalam lingkungannya, manusia mempunyai kelebihan dari makhluk lain, yaitu akal dan budi. Dengan inilah manusia mempunyai kedudukan istimewa dalam lingkungannya. Dengan akal dan pikirannya, manusia banyak bertindak sehingga kebutuhan manusia lebih diutamakan dari kepentingan yang lain. Tetapi bagaimanapun manusia itu ada yang melestarikan dan ada yang merusak.

DAFTAR PUSTAKA
Kaelany HD, Islam dan Aspek-Aspek Kemasyarakatan, Bumi Aksara, Jakarta, 2000.
Fachruddin M. Mangunjaya, Konservasi Alam dalam Islam, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2005.
Juli Soemirat Slamet, Kesehatan Lingkungan, Gajahmada University Press, Yogyakarta, 2002.
Amin Suyitno, dkk., Ilmu Alamiah Dasar, Wicaksana, Semarang, 2002.


[1] Kaelany HD, Islam dan Aspek-Aspek Kemasyarakatan, Bumi Aksara, Jakarta, 2000, hlm. 196.
[2] Fachruddin M. Mangunjaya, Konservasi Alam dalam Islam, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2005, hlm. 8.
[3] Kaelany HD, op.cit., hlm. 197-198.
[4] Fachruddin M. Mangunjaya, op.cit., hlm. 9-10.
[5] Juli Soemirat Slamet, Kesehatan Lingkungan, Gajahmada University Press, Yogyakarta, 2002, hlm. 36.
[6] Kaelany HD, op.cit., hlm. 198.
[7] Ibid., hlm. 202-203
[8] Ibid., hlm. 204.
[9] Fachruddin M. Mangunjaya, op.cit., hlm. 7.
[10] Kaelany HD, op.cit., hlm. 204.
[11] Amin Suyitno, Mujiasih, Walid, Ilmu Alamiah Dasar, Wicaksana, Semarang, 2002, hlm. 23-24.
[12] Kaelany HD, op.cit., hlm. 204
Share:

Featured post

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI

Faktor Keturunan ( hereditas ) Hereditas merupakan faktor pertama yang mempengaruhi perkembangan individu. Dalam hal ini hereditas diartik...

Popular Posts

Pageviews

Powered by Blogger.