Wednesday 20 May 2015

KESULITAN BELAJAR


Pada kehidupan di dunia ini, semua makhluk hidup pastilah mengalami perkembangan dan pertumbuhan. Sama halnya dengan manusia, mereka akan tumbuh dan berkembang seiring dengan waktu yang akan terus berjalan. Di dalam kehidupan manusia pun ada banyak perubahan. Contohnya saja dari yang belum tahu menjadi tahu, dari yang belum bisa menjadi bisa, dari yang kecil berubah menjadi besar, dari kesemuanya itu manusia tak luput dari yang namanya berfikir dan belajar, karena semua tahu proses berfikir dan belajar memang menjadi santapan manusia sehari-hari. Namun, bagaimana bila seorang manusia mengalami proses kesulitan belajar?

PEMBAHASAN
Sebelum menjelaskan tentang proses kesulitan belajar, alangkah baiknya kita menjelaskan dulu apakah definisi belajar itu?
Belajar adalah suatu proses terjadinya perilaku.[1] Sebagai contoh: apabila kita belum mengetahui sesuatu dan ingin mengetahui sesuatu tersebut pastilah kita akan berfikir bagaimana cara kita mengetahui sesuatu yang kita inginkan. Sedangkan definisi berfikir adalah kemampuan untuk meletakkan hubungan dari bagian-bagian pengetahuan kita.[2]
Setelah mengetahui definisi belajar dan berfikir, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bagaimana para pelajar atau siswa sekolah mengalami proses kesulitan belajar, di sini akan dijelaskan:
Masalah kesulitan belajar yang sering di alami oleh para peserta didik di sekolah, merupakan masalah penting yang perlu mendapat perhatian yang perlu mendapat perhatian serius dikalangan para pendidik, karena kesulitan belajar yang di alami oleh para peserta didik di sekolah akan membawa dampak negatif, baik terhadap diri siswa itu sendiri, maupun terhadap lingkungannya. Hal ini termanifestasi dalam bentuk timbulnya kemalasan, frustasi, mogok sekolah, drop out, keinginan untuk berpindah-pindah sekolah karena malu telah tinggal kelas beberapa kali, dan lain sebagainya.
Untuk mencegah dampak negatif yang lebih jelek, yang mungkin timbul karena kesulitan belajar yang di alami para peserta didik, maka para pendidik harus waspada terhadap gejala-gejala kesulitan belajar yang mungkin di alami oleh para peserta didiknya.
1.      Karakteristik Peserta Didik Dalam Belajar
Ø  Peserta didik yang cepat dalam belajar
Peserta didik yang cepat dalam belajar, pada umumnya adalah siswa yang dapat menyelesaikan proses belajar dalam waktu yang lebih cepat daripada yang diperkirakan semula. Meskipun demikian, peserta didik yang cepat dalam belajar sering juga mengalami kesulitan dalam belajar, karena pada umumnya kegiatan belajar di sekolah selalu menggunakan ukuran nominal dalam kecepatan belajar. Oleh karena itu, salah satu usaha untuk membantu mereka mengatasi kesulitan belajarnya adalah dengan cara menempatkan mereka pada kelas khusus atau dengan cara memberikan tugas-tugas tambahan kepada mereka sebagai bahan penyeimbang.
Ø  Peserta didik yang lambat dalam belajar
Karakteristik sejenis memerlukan waktu yang lebih panjang dari waktu yang diperkirakan. Hal ini menyebabkan mereka sering merasa tertinggal dalam proses belajarnya. Sehingga mereka menemukan kesulitan belajar. Umumnya peserta didik yang lambat dalam belajar ini mempunyai IQ di bawah rata-rata, sehingga mereka memerlukan perhatian khusus dan waktu yang lebih lama dalam proses belajarnya.
Ø  Peserta didik yang kreatif
Adalah siswa yang menunjukkan kreatifitas yang tinggi dalam kegiatan-kegiatan tertentu. Pada umumnya siswa yang kreatif ini terdiri dari peserta didik yang cepat dalam belajar dan juga mampu memecahkan masalah yang dihadapkan kepada mereka dengan berbagai variasi untuk mengembangkan kreatifitas, para peserta didik ini, sekolah diharapkan dapat memberikan kesempatan yang seluas-luasnya.
Ø  Peserta didik yang putus belajar
Adalah siswa yang tidak berhasil atau gagal dalam kegiatan belajarnya. Faktornya adalah kurang minat, malas, jurusan tidak sesuai dengan cita-cita, dan lain sebagainya. Selain itu faktor lain seperti lingkungan masyarakat yang tidak mendukung, keluarga, broken home, dan lain sebagainya.[3]
2.      Gejala Kesulitan Belajar Di Sekolah
Ø  Menunjukkan hasil belajar yang rendah (di bawah rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompok kelas)
Ø  Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan
Ø  Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar
Ø  Menunjukkan tingkah laku yang berkelainan seperti membolos, datang terlambat, tidak mau mencatat pelajaran.
Ø  Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar seperti pemurung, mudah tersinggung, pemarah.
3.      Latar Belakang Kesulitan Belajar
Ø  Kurangnya kemampuan dasar yang dimiliki oleh peserta didik, kemampuan dasar merupakan wadah bagi kemungkinan tercapainya hasil belajar yang diharapkan. Jika kemampuan dasar rendah, maka hasil belajar yang dicapai akan rendah pula, sehingga menimbulkan kesulitan belajar.
Ø  Kurangnya bakat khusus untuk suatu situasi belajar tertentu. Peserta didik yang kurang tai tidak berbakat untuk suatu kegiatan belajar tertentu akan mengalami kesulitan dalam belajar.
Ø  Kurangnya motivasi atau dorongan untuk belajar.
Ø  Situasi pribadi terutama emosional yang dihadapi peserta didik pada waktu tertentu dapat menimbulkan kesulitan dalam belajar.
Ø  Faktor jasmaniah.
Ø  Faktor lingkungan sekolah yang kurang memadai bagi situasi belajar peserta didik.
Ø  Faktor keluarga.
Ø  Faktor lingkungan sosial yang mengganggu kegiatan belajar siswa, seperti pengaruh negatif dari pergaulan, dan lain-lain.
4.      Diagnosis Kesulitan Belajar
a.       Kenalilah peserta didik yang mengalami kesulitan belajar.
b.      Memahami sifat dan jenis kesulitan belajar.
c.       Menetapkan latar belakang kesulitan belajar.
d.      Menetapkan usaha-usaha bantuan.
e.       Pelaksanaan bantuan.
f.       Tindak lanjut.[4]

KESIMPULAN
Kelambanan daya berfikir bisa jadi lambat. Kelambanan itu juga bisa berlangsung pada peristiwa cedera otak dan amnetis. Keadaan amnetis adalah keadaan pasien yang engah mengalami kehilangan ingatan. Reaksi orang yang bersangkutan menjadi sangat lambat, dan dengan susah payah dia akan kesulitan dalam belajar.[5]
Kecerdasan manusia terekam di dalam kode genetis dan seluruh sejarah evolusi kehidupan di bumi. Di samping itu, kecerdasan manusia juga dipengaruhi oleh pengalaman sehari-hari, kesehatan fisik dan mental dan berbagai faktor lain. Ditinjau dari segi ilmu saraf, semua sifat kecerdasan itu bekerja melalui atau dikendalikan oleh otak beserta jaringan sarafnya yang tersebar di seluruh tubuh.[6]

DAFTAR PUSTAKA

Drs. Irwanto dkk, PSI. Umum, Jakarta: PT. Gramedia, 1989, cet. I
Dr. Kartini Kartono, Patologi Sosial 3, Gangguan-Gangguan Kejiwaan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002, cet III
Dra. Hallen A. M. Pd, Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Ciputra T Press, 2002, cet. I
Danah Zahar dkk, Spiritual Quotient, Bandung: Mizan Media Ulama, 2000, cet. I



[1] Drs. Irwanto dkk, Psikologi Umum, Jakarta: PT. Gramedia, 1989, cet. I, hlm. 106
[2] Dr. Kartini Kartono, Patologi Sosial 3, Gangguan-Gangguan Kejiwaan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002, cet III, hlm. 81
[3] Dra. Hallen A. M. Pd, Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Ciputra T Press, 2002, cet. I, hlm. 126
[4] Dra. Hallen, op.cit, hlm. 141
[5] Kartini Kartono, op.cit, hlm. 84
[6] Danah Zahar dkk, Spiritual Quotient, Bandung: Mizan Media Ulama, 2000, cet. I, hlm. 35
Share:

0 comments:

Post a Comment

Featured post

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI

Faktor Keturunan ( hereditas ) Hereditas merupakan faktor pertama yang mempengaruhi perkembangan individu. Dalam hal ini hereditas diartik...

Popular Posts

Pageviews

Powered by Blogger.