Saturday 21 November 2015

KLASIFIKASI AGAMA

Ada perbagai klasifikasi yang dibuat para ahli tentang agama[1] Ahmad Abdullah al-Masdoosi di dalam bukunya Living Religions of the world menulis:      
"Religion can also be classified on the following grounds: 
(1)   Revealed and non-revealed; 
(2)   Missionary and non-missionary; 
(3)   Geographical-racial and universal.[2] 
1.  Revealed and non Revealed Religions  
Adapun yang dimaksud dengan "revealed religions" (agama wahyu) ialah agama yang menghendaki iman kepada Tuhan, kepada para Rasul-rasul-Nya dan kepada Kitab-kitab-Nya serta pesannya untuk disebarkan kepada segenap umat manusia. Sedangkan sebaliknya "non revealed religions" agama yang tidak memandang esensial penyerahan manusia kepada tata-aturan Ilahi. Yang dimaksud revealed religion, menurut Al-Masdoosi, ialah Yudaisme, Kristen dan Islam. Selebihnya termasuk pada non-revealed religions. Agama-agama wahyu bersangkutan dengan rasa Semitik. Sedangkan agama-agama bukan wahyu tidak ada sangkutan apa-apa dengan ras Semitik. 
Di bawah ini dikemukakan perbedaan antara agama-agama wahyu dengan agama-agama bukan wahyu, menurut al-Masdoosi: 
Pertama, agama wahyu berpokok pada konsep keesaan Tuhan sedangkan agama bukan wahyu tidak harus demikian; 
Kedua, agama wahyu beriman kepada Nabi, sedangkan agama bukan wahyu tidak; 
Ketiga, bagi agama wahyu maka sumber utama tuntunan dan ukuran bagi baik dan buruk adalah kitab suci yang diwahyukan, sedangkan bagi agama bukan-wahyu kitab suci yang diwahyukan tidak esensial;[3] 
Keempat, semua agama wahyu lahir di Timur Tengah, sedangkan agama bukan-wahyu, kecuali paganisme, lahir di luar area termaksud; 
Kelima, agama wahyu timbul di daerah-daerah yang historis di bawah pengaruh ras Semitik, walaupun kemudian agama termaksud berhasil menyebar ke luar area pengaruh Semitik.  Sebaliknya, agama bukan wahyu lahir di luar area Semitik termaksud; 
Keenam, sesuai dengan ajaran dan, atau historisnya maka agama wahyu adalah agama missionary. Agama bukan wahyu bukanlah agama missionary;                            
Ketujuh, ajaran agama wahyu tegas dan jelas. Agama bukan wahyu adalah kabur dan sangat elastik; Kedelapan, ajaran agama wahyu memberikan arah dan jalan yang lengkap kepada para pemeluknya. Para pemeluknya berpegang, baik kepada aspek duniawi (the worldly) maupun aspek spiritual daripada hidup ini. Tidaklah demikian halnya dengan agama bukan wahyu. Taoisme menitik beratkan kepada aspek hidup spiritual, sementara itu pada Confusianisme lebih menekankan pada aspek duniawi.
2.  Agama Missionary dan Agama non-Missionary 
Sir Thomas Arnold dalam bukunya The Preaching of Islam antara lain menulis: 
Ever since Professor Max Muller delivered his lecture in  Westminster Abbey, on the day of intercession for mission, in  December 1873, it has been a literary common place, that the  six great religions of the world may be divided into missionary  and non missionary.[4] 
Sir T.W. Arnold memasukkan Buddhisme, Kristen dan Islam pada golongan agama missionary. Sedangkan Yudaisme, Brahmanisme dan Zoroasterianisme dimasukkan pada golongan non missionary. 
Sehubungan dengan masalah termaksud, al-Masdoosi antara lain memberi catatan, bahwa menurut pendapatnya: baik agama Nasrani maupun Buddhisme, ditinjau dari segi ajarannya yang asli, bukanlah tergolong agama missionary, sebagaimana juga agama-agama lainnya (selain Islam). Jadi menurut kesimpulan al-Masdoosi hanya Islam sajalah ajarannya yang asli merupakan agama missionary. Namun dalam perkembangan ternyata kemudian bahwa baik agama Nasrani maupun Buddhisme menjadi agama missionary. 
3.  Klasifikasi Rasial Geografikal
Ditinjau dari segi rasial dan geografikal agama-agama di  dunia ini dapat dibagi atas: 
a.       Semitik; 
b.      Arya; dan 
c.       Mongolian. 
Yang termasuk agama Semitik ialah: Agama Yahudi, Agama Nasrani dan Agama Islam. Sedangkan yang tergolong Agama bukan Semitik, Arya ialah: Hinduisme, Jainisme, Sikhisme dan Zoroasterianisme. Sedangkan yang tergolong non Semitik Mongolian ialah: Confusianisme, Taoisme dan Shintoisme.  "Adapun Buddhisme", menurut al-Masdoosi, "tidak dapat begitu saja dimasukkan ke dalam golongan agama non Semitik Arya, tetapi merupakan campuran antara Arya dan Mongolian."[5]


[1] A. Moechtar Sjofjan, Ilmu Perbandingan Agama, Diktat Kuliah, tt, hlm. 11-16
[2] Ahmad Abdullah al-Masdoosi, Living Religions of the World: A Socio Political Study, English Rendering by Zafar Ishaq Anshari, Begum Aisha Bawany wakf, Karachi, 1962, hlm. 11
[3] Amin Syukur, Pengantar Studi Islam, Pustaka Pelajar Offset, Semarang, 1996
[4] Ibid, hlm. 16.
[5] Ibid, hlm. 19
Share:

0 comments:

Post a Comment

Featured post

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI

Faktor Keturunan ( hereditas ) Hereditas merupakan faktor pertama yang mempengaruhi perkembangan individu. Dalam hal ini hereditas diartik...

Popular Posts

Pageviews

Powered by Blogger.