Friday 11 November 2016

ISLAM MEWAJIBKAN BEKERJA DAN ANTI PENGANGGURAN

Marilah kita selalu berusaha meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya. Yaitu dengan senantiasa berupaya mentaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya dengan penuh kesadaran, kesabaran, kemauan, kesungguhan hati dan ikhlas semata-mata mencari ridha Allah. Kita yakin seyakin-yakinnya, bahwa hanya dengan iman dan taqwa kepada Allah inilah kita akan mendapatkan kebahagiaan, keselamatan, dan ridha Allah SWT, baik di dunia maupun di akhirat.
Orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah akan senantiasa mendapatkan pertolongan dari Allah. Ia juga akan mendapatkan al-furqan, petunjuk yang dapat membedakan antara yang haq dan yang bathil, dapat membedakan antara yang bermanfaat dan mudlarat.
Dengan senantiasa beriman dan bertaqwa kepada Allah pula kita akan senantiasa diselamatkan dan dimenangkan dari segala macam godaan setan, akhlak tercela dan perbuatan jahat sehingga dalam hidup ini senantiasa selamat dan tiada pernah menyentuh azab neraka, tidak akan mengalami kesusahan atau berduka cita.
Dengan bekal keimanan dan ketaqwaan kepada Allah manusia akan senantiasa dapat mempertahankan jadi dirinya sebagai makhluk Allah yang paling mulia diantara makhluk-makhluk Allah yang lain, menjadi makhluk yang berilmu pengetahuan, berketrampilan dan berkemampuan tinggi. Manusia itu sendiri pada dasarnya diciptakan Allah sebagai makhluk yang terbaik, termulia dan bermanfaat bagi alam sekitarnya. Dan selanjutnya dengan kemampuan dan ketrampilannya akan dapat memanfaatkan sumber daya alam untuk mewujudkan kemakmuran, kemajuan dan kejayaan dimuka bumi ini dalam naungan rahmat, maunah dan ridha Allah.
Allah menciptakan manusia sebagai makhluk terbaik dibanding dengan makhluk lainnya. Manusia memiliki berbagai macam kelebihan dibanding dengan makhluk Allah lainnya, baik kelebihan dalam bentuk tubuh, pengetahuan maupun kemampuan lainnya. Kelebihan-kelebihan yang diberikan Allah kepadanya diantaranya adalah diberi akal, yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah, mana yang sah dan mana yang batal, mana yang bermanfaat dan mana yang mudharat.
Dengan kemampuan dan ketrampilan itu manusia dapat menciptakan lapangan kerja dan dapat bekerja secara baik dan bermanfaat untuk hidup dan kehidupannya. Dengan kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki ini manusia akan senantiasa bekerja dan bekerja demi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan meraih manfaat sebesar-besarnya.
Pekerjaan yang dilakukan bukanlah semata-mata bekerja namun memiliki dasar dan tujuan yang baik dan mulia. Umat Islam senantiasa melaksanakan tugas dan pekerjaan atas dasar melaksanakan perintah Allah, untuk bekal ibadah dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Pekerjaan yang dilaksanakan bertujuan untuk mencapai kebahagiaan lahir batin di dunia dan akhirat dengan ridha Allah SWT. Karena itulah Islam mewajibkan kepada para pemeluknya, untuk bekerja secara baik, berakhlak mulia dan berprestasi unggul.
Bila manusia dapat bekerja secara baik, berakhlak mulia dan berprestasi unggul, maka dia akan dapat meraih derajat tinggi dan tempat mulia. Ia akan dihormati, dimuliakan dan disegani oleh orang-orang sekelilingnya.
Agama Islam senantiasa mendorong kepada umatnya giat bekerja dan lebih baik lagi kalau bisa menciptakan lapangan kerja. Jangan sampai umat Islam malas bekerja, tidak mau berusaha dan senang menjadi pengangguran. Kerja apa saja boleh asalkan halal dan tidak melanggar aturan agama dan undang-undang negara yang berlaku. Jangan sampai tenaga dipergunakan untuk mencari rizki dan melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain dan masyarakat umumnya.
Allah sangat mencintai orang yang bekerja untuk memenuhi biaya hidup dan kehidupannya, terlebih lagi untuk bekal beribadah kepada-Nya. Sebaliknya Allah sangat membenci orang-orang yang senang menganggur, lemah, lunglai dan tidak mau berusaha sehingga menggantungkan hidupnya pada orang lain.
Orang yang senang menganggur tidak hanya sekedar dibenci oleh Allah, bahkan ia disiksa Allah pada hari kiamat dengan siksaan yang sangat hebat. Ini menunjukkan bahwa sesungguhnya agama Islam sangat anti pengangguran. Islam sangat menekankan kepada pemeluknya untuk bekerja. Karena orang yang bekerja akan dapat menentukan derajat seseorang. Seorang yang bekerja akan ditinggikan Allah derajatnya, sebagaimana firman Allah:
Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang telah mereka kerjakan (QS. Al-Ahqaf: 19)
Bekerja bukan sekedar untuk mencari nafkah guna memenuhi kebutuhan hidup secara material semata, namun bekerja juga dapat mengantarkan seseorang kepada kesuksesan dalam hidup dan kehidupan. Sebaliknya apabila seseorang menganggur akan memejamkan hati, menghayal yang tidak-tidak dan akhirnya bisa menjerumuskan pada perbuatan yang kurang baik.
Hati yang buta akan menjadi sarang segala bentuk kejahatan. Tidak mengetahui halal dan haram, benar dan salah, lurus dan bengkok. Hidupnya menjadi tidak menentu dan salah arah serta mudah terombang-ambing goncangan zaman. Akibatnya adalah hidupnya selalu bergelimang dalam kemaksiatan dan dosa, selalu dirundung resah, gelisah dan susah serta selalu dalam kegagalan dan kegagalan. Maka tidak heran bila Allah menjanjikan kehidupan yang lebih baik bagi orang-orang beriman dan mau bekerja dengan baik. Sebagaimana firman Allah:
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS. An-Nahl: 97)
Apabila bekerja itu adalah fitrah manusia, maka jelaslah bahwa manusia yang enggan bekerja, malas dan tidak mau melakukan aktifitas apapun, dia itu melawan fitrah dirinya sendiri, menurunkan derajat identitas dirinya sebagai manusia.
Oleh sebab itu, Islam sangat anti terhadap orang-orang yang senang menganggur, malas dan tidak mau melakukan aktifitas apapun. Sebaliknya Islam mewajibkan bekerja dan mencintai pekerjaan sesuai dengan bidang masing-masing. Islam tidak saja menganjurkan pemeluknya menjadi pekerja ulet, menjadi tenaga kerja yang siap pakai, bahkan dianjurkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan untuk membantu sesamanya demi kesejahteraan umat manusia.
Umat Islam jangan hanya bangga menjadi kuli umat beragama lain namun haruslah dapat menjadi majikan di negeri sendiri. Umat Islam harus berprestasi tinggi baik dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi maupun dalam ketrampilan menerapkan ilmu dalam wujud amal shaleh di tengah-tengah masyarakat.
Kehidupan umat Islam yang saat ini masih berada dalam cengkeraman para kapitalis segera lepas dan bangkit menyongsong kejayaan Islam di masa depan. Umat Islam harus meningkatkan etos kerja. Pengangguran yang semakin hari semakin membludak secara pelan-pelan harus dikurangi dengan menyediakan lapangan kerja. Islam tidak mentolerir pengangguran karena menjadi beban masyarakat, bangsa dan negara. Semoga usaha ini mencapai keberhasilan dengan maunah dan ridha Allah.
Share:

0 comments:

Post a Comment

Featured post

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI

Faktor Keturunan ( hereditas ) Hereditas merupakan faktor pertama yang mempengaruhi perkembangan individu. Dalam hal ini hereditas diartik...

Popular Posts

Pageviews

Powered by Blogger.