Monday 24 November 2014

KEUTAMAAN ILMU



Ilmu merupakan salah satu hasil dari usaha manusia untuk memperbaiki dirinya lebih dari seribu tahun, lewat berbagai kurun zaman dan kebudayaan ketika manusia merenung dalam-dalam tentang apa artinya menjadi seorang manusia secara lambat laun mereka sampai pada kesimpulan bahwa mengetahui kebenaran adalah tujuan yang paling utama dari manusia.
Ilmu dapat dianggap sebagai suatu sistem yang menghasilkan kebenaran. Dengan ilmu orang menjadi berisi, dengan ilmu seorang bisa mencapai kenikmatan-kenikmatan surga dunia, dengan ilmu pula orang bisa mendapatkan kebahagiaan dunia akhirat.
a.      Keutamaan Mencari Ilmu
Betapa pentingnya ilmu di dalam kehidupan kita. Prof. Dr. Hamka berkata:
Ilmu itu untuk kesempurnaan akal, bertambah luas akal bertambah luaslah hidup. Bertambah datanglah bahagia, bertambah sempitlah hidup bertambah datanglah celaka”.
Di dalam agama Islam sendiri ilmu menempuh kedudukan yang paling utama. Hal ini terbukti banyak disebutkannya ayat-ayat al-Qur’an dan hadits tentang keutamaan ilmu.
Allah SWT berfirman:
 Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q.S. al-Mujadalah: 11)
Nabi SAW bersabda :
اُطْلُبُوالْعِلْمَ وَلَوْ بِالصِّيْنَ، فَإِنَّ طَلَبَ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ، اِنَّ الْمَلآئِكَةِ تَضَعُ أُحْبِنِحَهَا لِطَالَبِ الْعِلْمِ رِضَاءً بِمَا يَطْلُبُ {رواه ابن عبد البر}
Carilah ilmu sekalipun di negeri cina, karena sesungguhnya mencari ilmu itu wajib atas setiap muslim, sesungguhnya para malaikat menuangkan sayapnya kepada orang mencari ilmu karena ridha terhadap amal perbuatannya itu”. (H.R Ibnu Abdul Bara)
Sayyidina Ali bin Abi Thalib yang oleh Rasulullah SAW dijuluki sebagai gerbangnya ilmu. Ketika ditanya tentang mana yang lebih utama antara ilmu dan harta mengatakan:
  • “Ilmu itu lebih utama daripada harta, ilmu adalah pusaka para Nabi, sedang harta adalah pusaka Qarun, Fir’aun dan lain-lain”
  • Harta itu bila engkau berikan menjadi berkurang, sebaliknya ilmu jika engkau berikan malahan bertambah.
  • Harta membuat hati seseorang menjadi keras, sedangkan ilmu malah membuat hati menjadi bercahaya.
b.      Sikap yang baik dan buruk dalam menuntut ilmu
حَدِيثُ أَبِي وَاقِدٍ اللَّيْثِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ : أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَمَا هُوَ جَالِسٌ فِي الْمَسْجِدِ وَالنَّاسُ مَعَهُ إِذْ أَقْبَلَ نَفَرٌ ثَلاَثَةٌ فَأَقْبَلَ اثْنَانِ إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَذَهَبَ وَاحِدٌ قَالَ فَوَقَفَا عَلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَمَّا أَحَدُهُمَا فَرَأَى فُرْجَةً فِي الْحَلْقَةِ فَجَلَسَ فِيهَا وَأَمَّا اْلآخَرُ فَجَلَسَ خَلْفَهُمْ وَأَمَّا الثَّالِثُ فَأَدْبَرَ ذَاهِبًا فَلَمَّا فَرَغَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَلاَ أُخْبِرُكُمْ عَنِ النَّفَرِ الثَّلاَثَةِ أَمَّا أَحَدُهُمْ فَأَوَى إِلَى اللهِ فَآوَاهُ اللهُ وَأَمَّا اْلآخَرُ فَاسْتَحْيَا فَاسْتَحْيَا اللهُ مِنْهُ وَأَمَّا اْلآخَرُ فَأَعْرَضَ فَأَعْرَضَ اللهُ عَنْهُ.
Abu Waqid r.a berkata, ketika Nabi duduk di masjid bersama sahabat, tiba-tiba datang orang, maka yang dua menghadapi kepada Rasulullah SAW, sedang yang satu terus pergi. Adapun yang dua maka yang satu daripadanya melihat lowongan ditengah majlis, maka ia duduk ke tempat itu, sedangkan yang ketiga telah pergi, maka ketika Nabi SAW selesai dari nasihatnya bersabda : sukakah aku beritakan kepada kalian mengenai 3 orang itu, adapun yang pertama dia ingin mendekat kepada Allah, maka Allah memberi ia dekat, adapun yang kedua dia malu kepada Allah, maka Allah malu kepadanya, adapun yang ketiga dia berpaling kepada Allah maka Allah juga berpaling dari padanya”. (HR. Bukhari Muslim).
Adapun adab-adab dalam menuntut ilmu yang harus kita ketahui agar ilmu yang kita tuntut berfaedah bagi kita dan orang yang ada di sekitar kita sangatlah banyak. Adab-adab itu diantaranya:
1.      Ikhlas karena Allah
2.      Untuk menghilangkan kebodohan dari dirinya dan orang lain
3.      Berniat dalam menuntut ilmu untuk membela syariat
4.      Lapang dada dalam menerima perbedaan pendapat
5.      Mengamalkan ilmu yang telah didapatkan
6.      Menghormati para ulama dan memuliakan mereka
7.      Mencari kebenaran dan sabar.
Adapun mengenai upah ada dua pendapat, yaitu:
1.        Menurut ulama muttaqaddimin tidak boleh mengambil upah dalam mengamalkan agama karena merupakan kewajiban, maka kita tidak boleh mengambil upah
2.        Menurut ulama muta’akhirin boleh karena tidak ada orang yang tidak mempunyai kebutuhan, mungkin orang yang mengajar karena suatu profesi.
Kecenderungan hanya mementingkan masalah duniawi, karena kewajiban yang lain terpenuhi, tetapi kewajiban yang lain terabaikan dan boleh mengambil upah sama dengan profesi dan mempunyai hati yang ikhlas tetapi kita harus kembali dengan keridhaan Allah.
وعنه رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلعم : مَنْ تَعَلَّمَ عَلِمًا مِمَّا يَبْتَغَى بِهِ وَ جْهُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ لاَيَتَعَلَمَهُ اِلاَّ لِيُصِيْبَ بِهِ عَرَضًا مِنَ الدُّنْيَا لَمْ يَجِدُ عَرْفَ الْجَنَّةَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَعْزِرِيْحَهَا {رواه أبوداود}
Dari Abu Hurairah r.a berkata, Rasulullah SAW bersabda : Barang siapa yang mempelajari ilmu pengetahuan yang seharusnya ditujukan untuk mencari ridha Allah, kemudian ia tidak mempelajari untuk mencari ridha Allah bahkan hanya untuk mendapatkan kekayaan duniawi, maka ia tidak akan mendapatkan baunya surga nanti di hari kiamat”.
Share:

0 comments:

Post a Comment

Featured post

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI

Faktor Keturunan ( hereditas ) Hereditas merupakan faktor pertama yang mempengaruhi perkembangan individu. Dalam hal ini hereditas diartik...

Popular Posts

Pageviews

Powered by Blogger.