Wednesday 26 November 2014

SINKRETISME DALAM MASYARAKAT JAWA



Salah satu bahasa dari masyarakat Jawa adalah bahwa mereka religius dan bertuhan. Oleh karena itu, meskipun mengaku sebagai seorang muslim, mereka juga meletakkan kembang setaman dan sesaji lainnya di tempat-tempat khusus pada hari-hari tertentu, mengadakan ruwatan untuk anak-anaknya yang perlu di ruwat, melakukan laku khusus pada malam 1 Sura, dan mengeramatkan keris serta benda-benda pusaka lainnya.
Pengertian Sinkretisme
Secara etimologis, sinkretisme berasal dari perkataan syin dan kretiozein / kerannynai, yang berarti mencampurkan elemen-elemen yang saling bertentangan. Adapun pengertiannya adalah suatu gerakan dibidang filsafat dan teologi untuk menghadirkan sikap kompromi pada hal-hal yang agak berbeda dan bertentangan.
Munculnya Islam Sinkretik dalam Masyarakat Jawa
Ketika Islam masuk ke Jawa ada 2 hal yang perlu dicatat. Pertama, pada waktu itu hampir secara keseluruhan dunia Islam dalam keadaan mundur.
Dan kedua, sebelum kedatangan Islam di Jawa agama Hindu, Budha, dan kepercayaan asli yang berdasarkan animisme dan dinamisme telah beruratakar di kalangan masyarakat Jawa.
Praktek-praktek Sinkretisme dalam Masyarakat Jawa
Dalam uraian di atas telah disebutkan beberapa contoh tentang pelaksanaan sinkretisasi antara unsur-unsur dari ajaran-ajaran Islam dengan Budha, Hindu, dan tradisi lokal Jawa.
1.      Penggabungan antara 2 agama / aliran / lebih
Menggabungkan 2 agama / lebih dimaksudkan untuk membentuk suatu aliran baru, yang biasanya merupakan sinkretisasi antara kepercayaan lokal (Jawa) dengan ajaran-ajaran agama Islam dengan yang lain.
2.      Dalam masalah kepercayaan
a.       Konsep mengenai kosmogoni dan kosmologi
Dalam masyarakat Jawa telah beredar beberapa mite tentang penciptaan alam dan manusia. Salah satu mite menyebutkan bahwa Brahma adalah pencipta bumi, sedangkan Wisnu adalah pencipta manusia.
b.      Silsilah raja-raja Mataram
Dalam rangka menambah wibawa dan legitimasi raja-raja Mataram yang berasal dari orang biasa (Ki Ageng Pemanahan), dibuatlah silsilah politik untuk menunjukkan bahwa dari garis ibu mereka adalah keturunan para wali yang berujung kepada Nabi Muhammad, silsilah dari garis bapak mereka berasal dari keturunan para dewa dan sekaligus Nabi Adam.
3.      Bidang Ritual
a.       Upacara midodareni
Bagi masyarakat tradisional pergantian waktu dan perubahan fase kehidupan adalah saat-saat genting yang perlu dicermati dan diwaspadai.
b.      Upacara brokahan dan sepasarana
Dalam Islam ketika seorang bayi lahir, ayah ibunya disyariatkan untuk melaksanakan aqiqah, dengan menyembelih seekor kambing kalau yang dilahirkan perempuan, dan dua ekor kambing kalau yang dilahirkan laki-laki.
4.      Dalam doa dan mantra
Berikut ini ada dua contoh mantera dan doa :
a.       Mantera/doa untuk mendapatkan keperkasaan jasmani
b.      Mantera/doa untuk dapat menghilang
5.      Menggabungkan agama dan budaya lokal
Yang dimaksud dengan menggabungkan Islam dengan budaya lokal dalam konteks ini adalah melaksanakan syariat Islam dengan kemasan budaya Jawa.
Reaksi terhadap Usaha Sinkretisasi
Dalam menghadapi sinkretisasi ajaran-ajaran Islam dengan tradisi Jawa pra-Islam, paling tidak telah muncul 3 pendekatan. Namun meskipun mereka mempunyai landasan yang sama, implementasi gagasan ini di lapangan berbeda antara satu kelompok dengan kelompok lain.
Kelompok satu adalah yang berusaha untuk mengamalkan ajaran-ajaran Islam dengan baik dan bersikap hati-hati dalam menyikapi tradisi dan budaya lokal, terutama yang dianggapnya berbau takhayul khurafat dan syirik.
Kelompok kedua adalah kelompok moderat
Kelompok ketiga adalah mereka yang dapat menerima sinkretisme secara keseluruhan.
Share:

0 comments:

Post a Comment

Featured post

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI

Faktor Keturunan ( hereditas ) Hereditas merupakan faktor pertama yang mempengaruhi perkembangan individu. Dalam hal ini hereditas diartik...

Popular Posts

Pageviews

Powered by Blogger.