Friday 28 November 2014

KEMAMPUAN UNTUK MEMANFAATKAN TEKNOLOGI


Hidup manusia sangat dipengaruhi oleh perkembangan IPTEK. Teknologi misalnya banyak menghasilkan mesin dan alat-alat seperti jam, mesin jahit, mesin cetak, dan sebagainya, agar manusia dapat hidup lebih mudah, aman dan senang dalam lingkungannya. Disamping itu, alat-alat itu juga menimbulkan macam-macam bahaya yang dapat merusak dan membahayakan hidup manusia. Adanya alat-alat itu dapat mengubah pikiran manusia, mengubah cara kerja dan cara hidupnya. Juga pendidikan tidak bebas dari pengaruh teknologi.
Proliferasi atau pertumbuhan cepat alat teknologi pendidikan/“hardware” menimbulkan ketinggalan dalam perkembangan “software”nya. Alat-alat itu tidak dimanfaatkan sepenuhnya karena tidak dapat dijadikan fungsional dalam pengajaran yang diberikan oleh guru. Keseimbangan antara “hardware” dan “software” merupakan suatu masalah.
Banyak yang diharapkan dari alat-alat teknologi pendidikan untuk membantu mengatasi kekurangan guru guna memenuhi aspirasi belajar penduduk yang cepat pertumbuhannya atau untuk membantu pelajar menguasai pengetahuan yang sangat pesat berkembang sehingga disebut eksplosi pengetahuan untuk membantu siswa belajar secara individual dengan lebih efektif dan efisien.

Alat-alat teknologi pendidikan dapat mengubah peranan guru. Disamping guru timbul sumber-sumber pelajaran lainnya. Namun peranan guru tidak akan dapat ditiadakan dan akan selalu diperlukan. Mengkombinasikan ‘teknologi’ dengan ‘pendidikan’ dapat mengejutkan profesi guru, sebab teknologi diasosiasikan dengan ‘mesin’ yang dapat menimbulkan bahaya ‘dehumanisasi’ pendidikan yaitu pendidikan yang ‘mechanical’, yang serba mesin, yang menghilangkan unsur manusiawi yang selalu terdapat dalam interaksi sosial antara guru dan murid, murid dengan murid dalam pelajaran biasa.[1] Pengalaman dengan alat teknologi pendidikan membuktikan bahwa dalam PBM guru tetap memegang peranan yang penting.
Untuk itu diperlukan tenaga pengajar yang memiliki kemampuan dan kecakapan yang lebih memadai, diperlukan kinerja dan sikap yang baru, peralatan yang lebih lengkap, dan administrasi yang lebih teratur. Guru hendaknya dapat menggunakan peralatan yang lebih ekonomis, efisien dan mampu dimiliki oleh sekolah serta tidak menolak digunakannya peralatan teknologi modern yang relevan dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan zaman. Permasalahan pokok dan cukup mendasar adalah sejauh-manakah kesiapan guru-guru dalam menguasai penggunaan media pendidikan dan pengajaran di sekolah untuk pembelajaran siswa secara optimal sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.
Beberapa permasalahan yang berhubungan dengan tenaga pelaksana harus dihadapi dengan sungguh-sungguh, tugas-tugas membuat katalog dan administrasi sebaiknya ditangani oleh seorang spesialis perpustakaan.[2] Pemilihan dan penggunaan suatu media pendidikan haruslah melibatkan tenaga yang mampu untuk memanfaatkan di setiap lembaga pendidikan.[3] Biaya yang diperlukan juga harus efektif dan efisien sehingga dapat terjangkau oleh lembaga pendidikan yang bersangkutan.
Agar seorang guru dalam menggunakan media pendidikan yang efektif, setiap guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan/pengajaran. Pengetahuan tersebut menurut Oemar Hamalik (1985: 16) yang meliputi:

  1. Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan PBM
  2. Media berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan
  3. Penggunaan media dalam PBM
  4. Hubungan antara metode mengajar dengan media pendidikan
  5. Nilai dan manfaat media pendidikan
  6. Memilih dan menggunakan media pendidikan
  7. Mengetahui berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan
  8. Mengetahui penggunaan media pendidikan dalam setiap mata pelajaran yang diajarkan
  9. Melakukan usaha-usaha inovasi dalam media pendidikan.

Media pengajaran digunakan dalam rangka upaya peningkatan / mempertinggi mutu proses KBM. Oleh karena itu, harus diperhatikan prinsip-prinsip penggunaannya yang antara lain:[4]

  1. Penggunaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian yang integral dari suatu sistem pengajaran dan bukan hanya sebagai alat bantu yang berfungsi sebagai tambahan yang digunakan bila dianggap perlu dan hanya dimanfaatkan sewaktu-waktu dibutuhkan
  2. Media pengajaran hendaknya dipandang sebagai sumber belajar yang digunakan dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapi dalam PBM
  3. Guru hendaknya benar-benar menguasai teknik-teknik dari suatu media pengajaran yang digunakan, dan sebagainya.

Para ahli media, membagi jenis-jenis media pengajaran itu kepada:

  1. Media bentuk papan
  2. Media bagan dan grafis
  3. Media proyeksi
  4. Media dengan (audio)
  5. Media cetak / printed materials

Manfaat media di dalam pengajaran terutama dirasakan benar dalam melatih berbahasa asing, belajar jarak jauh, dan paket belajar / modul untuk tujuan belajar mandiri.[5]
Media pendidikan agama adalah semua aktivitas yang ada hubungannya dengan materi pendidikan agama, baik yang berupa alat yang diperagakan maupun teknik / metode yang secara efektif dapat digunakan oleh guru agama dalam rangka mencapai tujuan tertentu dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Orientasi pendidikan Islam harus diletakkan sebagai dasar tumbuhnya kepribadian manusia Indonesia paripurna (insan kamil). Sehingga keberadaannya selalu dibutuhkan dan memberikan kontribusi positif bagi lahirnya masyarakat intelektual.[6]
Bila dihubungkan dengan pendidikan dan pengajaran, maka teknologi mempunyai pengertian sebagai: perluasan konsep tentang media, dimana teknologi bukan sekedar benda, alat, bahan / perkakas, tetapi tersimpul pula sikap, perbuatan, organisasi dan manajemen yang berhubungan dengan penerapan ilmu.[7]
Untuk itu dituntut adanya profesionalisme guru dalam menciptakan teknologi baru guna menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Pengertian profesionalisme disini adalah proses untuk menjadikan guru agama memiliki profisiensi untuk mewadahi kepentingan dan mengantisipasi dinamika kurikulum tersebut. Tidak hanya terbatas pada perangkat keras (hardware), namun juga perangkat lunak (software). Software di dalamnya ada materi pelajarannya, jadi guru sepatutnya dalam materi pelajarannya dikontekskan dengan fenomena sosial. Sehingga diharapkan siswa lebih mudah memahaminya.
Penciptaan teknologi baru dalam pendidikan adalah adanya monitoring, sehingga segala aktivitas guru dan murid dapat terlihat dan diharapkan dijadikan bahan evaluasi untuk selanjutnya dalam PBM. Selain memaksimalkan hardware dalam penggunaannya, yakni pada sektor manusia (guru dan murid) serta lingkungan, guru dapat memberikan suri tauladan terhadap siswanya. Dengan media lingkungan, guru dapat menggunakannya sebagai media dalam dataran praktis. Sehingga murid diharapkan tidak merasa jenuh dengan suasana di dalam kelas. Tanpa mengurangi esensi dari materi pelajaran atau tujuan pendidikan yang efektif dan efisien.
Adapun fungsi media pengajaran pada saat ini antara lain:
1.      Membantu memudahkan belajar bagi siswa dan mengajar bagi guru
2.      Memberikan pengalaman lebih nyata
3.      menarik perhatian siswa lebih besar (jalannya pelajaran tidak membosankan)
4.      Dapat membangkitkan dunia teori dengan realitanya, dan lain-lain.
Hendaknya dalam pemilihan media pengajaran agama selalu diperhatikan hal-hal yang tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah agama. Pemilihan media pengajaran agama tersebut disesuaikan dengan tujuan pengajaran agama itu sendiri, bahan / materi yang akan disampaikan, ketersediaan alat yang tersedia, pribadi guru, minat dan kemampuan siswa dan situasi pengajaran yang akan berlangsung.

KESIMPULAN
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknologi bukan sekedar upaya untuk membantu guru dalam mengajar, tetapi lebih dari pada itu sebagai usaha yang ditujukan untuk memudahkan siswa dalam mempelajari pengajaran agama.
Pemanfaatan media pendidikan mempunyai implikasi tertentu dalam PBM, sesuai dengan ciri-ciri dan kegunaan masing-masing media tersebut. Teknologi pendidikan itu sendiri menyangkut perangkat keras dan lunak yang dalam prakteknya biasanya saling mengisi.[8] Teknologi pendidikan mempunyai arti tertentu dalam KBM, seperti pendidikan lebih produktif, memungkinkan pengajaran lebih individual, ilmiah dan luas.
Pemanfaatan media teknologi pendidikan yang beraneka ragam itu menuntut ketrampilan tersendiri dari para pelaksana pendidikan.


[1] Nasution, Teknologi Pendidikan, Jemmars, Bandung, 1982, h. 116-117
[2] Fred Percival, Henry Ellington, Sudjarwo S., Teknologi Pendidikan, Erlangga, Jakarta, 1988, h. 130
[3] Mukhtar, Desain Pembelajaran PAI,  Misaka Galiza, Jakarta, 2003, h. 118
[4] Asnawir, M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, Ciputat Pers, Jakarta, 2002, h. 18-19
[5] Nana Sudjana, Ahmad Rivai, Media Pengajaran, Sinar Baru, Bandung, 1997, h. 155
[6] HM. Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1996, h. 12
[7] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003, h. 5
[8] Fatah Syukur NC, Teknologi Pendidikan, Rasail, Semarang, 2005, h. 32
Share:

0 comments:

Post a Comment

Featured post

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI

Faktor Keturunan ( hereditas ) Hereditas merupakan faktor pertama yang mempengaruhi perkembangan individu. Dalam hal ini hereditas diartik...

Popular Posts

Pageviews

Powered by Blogger.