Pada hakekatnya, pendidikan menempati posisi yang sangat penting dalam kehidupan manusia, bahkan
Islam menganjurkan dan mendorong manusia untuk mencari ilmu, bahkan pendidikan sangat
menyentuh seluruh aspek kehidupan, seperti dalam tulisan Prof. Dr. H. Jalaluddin
dalam Psikologi Agama menerangkan bahwa Pendidikan juga berperan dalam upaya
menanamkan rasa dan sikap keberagaman pada manusia.[1]
Oleh karena itu, disini kita ketahui bahwa Pendidikan sangat berarti dalam
kehidupan. Namun, Prof. Dr. Jalaluddin juga menjelaskan bahwa perilaku
keagamaan dapat dipengaruhi beberapa faktor diantaranya faktor intern dan
ekstern.[2]
Menurut Prof.
Dr. Nana Syaodih Sukmadinata merumuskan dalam Landasan Psikologi Proses Pendidikan
bahwa banyak faktor yang mempengaruhi perilaku individu baik yang bersumber
dari dalam dirinya (faktor internal) ataupun yang berasal dari luar dirinya
(faktor eksternal). Faktor internal merupakan segala sifat dan kecakapan yang dimiliki
atau dikuasai dalam perkembangannya. Diperoleh dari hasil keturunan atau karena
interaksi dengan lingkungannya. Faktor eksternal merupakan segala hal yang
diterima individu dari lingkungannya.[3]
Hampir senada
dengan kedua pendapat diatas Dr. H. Syamsu Yusuf L.N. M.Pd., dalam Psikologi
Perkembangan anak dan Remaja memandang bahwa
salah satu kelebihan manusia sebagai makhluk Allah adalah dianugerahi Fitrah
(Naluri beragama) yang merupakan disposisi (kemampuan dasar) yang
mengandung kemungkinan atau berpeluang untuk berkembang (faktor intern). Namun,
mengenai arah dan kualitas perkembangan beragama anak sangat bergantung pada
proses yang diterimanya, disini Dr. Syamsu Yusuf LN menekankan lingkungan
sangat berperan dalam mempengaruhi perkembangan fitrah beragama anak dan
kesadaran beragama tersebut merujuk pada aspek rohaniah individu yang berkaitan
dengan keimanan kepada Allah dan direfleksikan ke dalam peribadatan kepada-Nya,
baik yang bersifat hablumminallah maupun hablumminannas, hal
inilah yang dinamakan perilaku keagamaan.[4]
Berkaitan
dengan perilaku keberagamaan Dr. Jamaluddin Ancok dalam Psikologi Islami yang
menyangkut konsep religiusitas rumusan C.Y Glock dan R Stark menyebutkan bahwa
ada lima dimensi keagamaan, salah satu diantaranya adalah dimensi praktek
beragama yang merupakan dimensi kedua. Dimensi ini mencakup perilaku pemujaan,
ketaatan dan hal-hal yang dilakukan orang untuk menunjukkan komitmen terhadap
agama yang dianutnya. Praktek ini terdiri dari dua kelas penting, yaitu ritual
atau praktek suci yang mengharapkan para pemeluk melaksanakannya dan ketaatan.[5]
[1]
Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001),
hlm. 215
[2] Ibid.,
hlm. 227
[3]
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2003), hlm. 44
[4] Syamsu Yusuf LN,
Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000), hlm.
136
[5]
Jamaluddin Ancok dan Fuad Nashori Suroso, Psikologi Islami, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 1994), hlm. 76-77
0 comments:
Post a Comment